Usai Diamuk Oknum TNI, Bripda Yoga Dapat Penghargaan
Kepala Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Kombes Pol Susanto memberikan penghargaan kepada Polisi Lalu Lintas Bripda Yoga Vernando yang menjadi korban diamuk oknum TNI karena dinilai sabar dalam menjalani tugas.
"Ini hari istimewa kami berikan penghargaan atas kesabaran dan keikhlasan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakt pengguna jalan raya. Kalau Yoga respon dengan emosi akan beda persoalannya," kata Kapolres di Pekanbaru, Jumat (11/8).Dikatakannya dalam apel khusus pemberian penghargaan itu bahwa polisi dalam menjalankan tugas harus penuh tulus dan ikhlas. Sabar menurutnya adalah kunci utama untuk semuanya, tidak hanya lantas.
"Menjalankan kebaikan tentu akan memetik pahala. Yang pasti di akhirat nanti akan dibalas," ujarnya.
Susanto mengapresiasi Yoga sudah mengikhlaskan kejadian itu dan menerima maaf dengan lapang dada. Hal ini, kata dia, baik dalam hubungan dengan instansi lain karena dalam menjalankan tugas akan ada hal-hal yang tak diduga terjadi.
"Padahal Yoga ini juga punya ilmu beladiri yakni Tarung Drajat, untung tidak emosi," ucapnya.
Bripda Yoga Vernando sendiri juga menyatakan telah menerima maaf seikhlas-ikhlasnya dari oknum TNI terkait aksi amuk pemukulan terhadapnya yang menjadi viral sejak Kamis (10/8) lalu.
Pada pukul 19.30 WIB Katim Intel Komando Resor Militer 031/Wirabima sudah minta maaf atas nama Komandan Korem.
Menurut Yoga oknum TNI berinisial WS juga telah melaporkan sendiri ke satuannya telah melakukan keributan dengan polisi pukul 17.30 WIB. Lalu perwakilan korem tersebut langsung menuju tempat dinas Bripda Yoga di Pos Gurindam Jalan Sudirman depan Plaza Ramayana
Dikatakannya berdasarkan penjelasan Katim Intel Korem bahwa oknum tersebut mengalami penyakit depresi dan gangguan jiwa. "Mungkin saat itu sedang kambuh dan lewat saya jadi tumbal," ungkap Yoga.
Danrem 031/Wirabima Brigjend TNI Abdul Karim dalam konfrensi persnya menyatakan telah meminta maaf. Danrem menindak tegas oknum tersebut dengan menempatkannya di Sel Isolasi Denpom 13 AD Pekanbaru dengan tangan diborgol dan kaki dirantai.