Tak Ada WNI yang Jadi Korban Serangan Rudal AS di Suriah
Duta Besar Indonesia untuk Suriah, Djoko Harjanto, mengonfirmasi bahwa tidak ada WNI yang menjadi korban dalam serangan rudal yang ditembakkan koalisi Amerika Serikat ke ibukota Suriah di Damaskus.
"Keadaan rakyat Indonesia di sini semua selamat," ujar Djoko ketika lewat sambungan telepon kepada kumparan (kumparan.com), Sabtu (14/4).Serangan rudal koalisi AS, Inggris, dan Perancis menghujani tiga titik fasilitas militer pemerintah Suriah pada Sabtu pagi. Langkah agresif ini bertujuan untuk melumpuhkan logistik senjata kimia milik angkatan bersenjata Suriah.
Target pertama adalah pusat penelitian senjata kimia dan biologi di Damaskus. Kedua, fasilitas penyimpanan senjata kimia di Homs. Target ketiga pusat fasilitas penyimpanan dan pusat komando yang juga ada di dekat kota Homs.
Dari data yang dimiliki oleh KBRI Damaskus yang diperoleh dari Kemendagri Suriah, terdapat lebih dari 1579 WNI yang memiliki izin tinggal di Suriah.
Mereka menyebar di berbagai kota. Sedangkan menurut Djoko, jumlah WNI yang saat ini berada di Damaskus berjumlah sekitar 100 orang, dengan rincian 40 orang staf KBRI, 40 orang tenaga kerja wanita, dan 20 mahasiswa.
Djoko mengaku bahwa ledakan yang ditimbulkan akibat serangan rudal terdengar jelas. Meski berlokasi tak jauh dari ledakan, ledakan rudal tidak memberi dampak kerusakan pada bangunan milik KBRI Damaskus. "Pecahan misil tidak mengenai (kantor)."
KBRI Damaskus telah mengantisipasi kemungkinan eskalasi konflik Suriah lewat ancaman serangan AS sejak seminggu lalu. Meski serangan rudal telah berlangsung, Djoko belum melihat perlu dilakukan evakuasi besar-besaran. "Yang penting situasi kita selamat dan tidak perlu heboh," pungkasnya.