Segini Biaya Bensin buat Mudik dari Jakarta ke Surabaya Pakai Hyundai Santa Fe Hybrid
.webp)
Uzone.id - Sudah sangat lama saya tidak melakukan ritual perjalanan mudik via darat ke Mojokerto, Jawa Timur. Sangat lama, nyaris 14 tahun. Pertimbangannya jelas, jalanan yang pasti macet, stres di jalan dan berimbas pada pengeluaran bahan bakar yang lebih besar. Tapi tahun ini, kesempatan itu berbeda, karena saya menggunakan mobil hybrid, Hyundai Santa Fe terbaru.
Saya spill dahulu kesimpulannya, Hyundai Santa Fe Hybrid 2025 ini adalah ‘musuh’ bagi SPBU seperti Pertamina.
Kemacetan luar biasa, tapi Hemat BBM

Di Hyundai Santa Fe Hybrid ini, diisi dengan tujuh orang penumpang, 4 orang dewasa, dua anak remaja dan satu anak kecil. Tentu saja dari segi kapasitas yang 7 seater, mobil ini dapat menampung semua.
Hanya saja menjadi awal persoalan adalah tas yang harus dibawa, kami tidak ingin menaruh tas di bagian kabin atas, karena satu dan lain hal. Sehingga kami akan memaksakan semua koper di dalam mobil.
Kejutan, di dalam mobil ini ada 4 orang dewasa, 2 remaja, dan 1 anak kecil dengan Bagasi juga full, mulai dari koper besar sampai tas-tas kecil penuh, semua tertampung di dalam mobil ini. Tidak ada kenyamanan yang dikorbankan. Baris ketiga yang biasanya menjadi momok menakutkan, ternyata sudah cukup nyaman untuk para remaja yang punya tinggi kurang lebih 155 cm hingga 167 cm.

Perjalanan dimulai dari BSD, Tangerang Selatan, pukul 9.00 WIB, menuju pit stop pertama yakni Solo, Jawa Tengah. Oh ya, kami bergerak di hari kedua Lebaran, atau tepatnya di tanggal 2 April 2025. Saya memulai dengan mengisi bahan bakar jenis RON 92 dari Shell, di mana 1 liternya dibanderol sekitar Rp 13 ribu. Saya membeli, 500 ribu rupiah atau sekitar 38 liter. Saya masih menggunakan Hyundai Santa Fe ini untuk berkeliling di dalam kota, sehari sebelumnya.
Kemacetan langsung terjadi, di Tol Cibitung-Cimanggi KM 57 arah Cikampek. Macetnya luar biasa, dari KM 57 ke sekitar Exit Tol Bandara Kertajati Tol Cikpo jarak sekitar 135KM, yang seharusnya bisa ditempuh dengan waktu 1,5 jam, karena macet bisa sampai 6 jam lebih.
Dengan kondisi full penumpang dan barang, sayacukup kagum sama performa Hyundai Santa Fe ini. Pertama, soal kenyamanan kabin — mobil ini bisa dibilang salah satu yang paling nyaman di kelasnya. Joknya empuk, support-nya bagus banget, bahkan setelah 7 jam lebih duduk pun, badan nggak gampang pegal.
Saat di tol Cikopo ke arah Cirebon ini, di kondisi kayak gitu, fitur-fitur kenyamanan sangat terasa. AC tiga zonanya bisa diatur sesuai kebutuhan masing-masing baris, dan panoramic sunroof juga bikin suasana kabin nggak sumpek.
Soal bensin, karena lebih banyak idle-nya ketimbang bergeraknya, rata-rata konsumsi bensin mencapai 16 KM per liter. Ini tergolong irit untuk mobil sebesar ini, apalagi mesin turbo-nya juga responsif waktu butuh akselerasi cepat. Ketika berjalan sudah normal, tepatnya ketika sudah memasuki daerah Tol Batang-Semarang, dengan kecepatan rata-rata 100KM/jam, Hyundai Sante Fe Hybrid mampu mengkonsumsi bensin rata-rata 15 KM/Liter sampai 16 KM/Liter.
Setelah melewati kemacetan luar biasa, kami masuk ke Kota Solo pada pukul 01.00 WIB. Atau total perjalanan hingga 16 jam lebih. Dari BSD ke Solo.

Setelah beristirahat semalam, kami melanjutkan perjalanan dari Solo ke Mojokerto. Perjalanan dari Solo ke Mojokerto ini punya total jarak hingga 250-270 KM dengan waktu tempu sekitara 2,5 jam sampai 3 jam. Perjalanan normal, tidak ada kemacetan berarti dengan rata-rata kecepatan mobil 100-120 KM/jam.
Suspensi Nyaman
Sekarang saya mau bahas lebih dalam soal suspensinya, karena ini salah satu highlight dari Hyundai Santa Fe tipe tertinggi ini. Selama perjalanan dari Jakarta ke Mojokerto via Solo, kondisi jalan itu bervariasi banget. Mulai dari jalan tol yang mulus, sampai jalanan beton yang bergelombang, bahkan beberapa titik tambalan yang bikin mobil lain biasanya terasa ‘loncat-loncat’.
Tapi di Santa Fe ini, peredaman suspensinya menurut gue sangat impresif. Mobil ini pakai sistem MacPherson strut di depan dan multi-link di belakang, yang hasilnya terasa banget ketika mobil melibas jalanan jelek atau polisi tidur. Getaran bisa diredam secara halus dan nggak terlalu terasa sampai ke kabin.
Yang paling kerasa itu di baris kedua dan ketiga. Saya tanya ke keluarga yang duduk di belakang, dan mereka bilang tetap nyaman walaupun duduk lama. Bahkan anak kecil yang duduk di baris ketiga bisa tidur pulas, padahal biasanya kalau suspensinya keras atau mobil terlalu goyang, anak kecil itu gampang kebangun atau rewel.

Mobil ini juga punya ground clearance yang cukup tinggi, jadi waktu harus naik-turun rest area atau jalanan kampung, nggak khawatir mentok atau gasruk. Tapi meskipun tinggi, handling-nya tetap stabil dan nggak limbung, bahkan saat manuver cepat atau pas harus pindah jalur mendadak di tol.
Buat pengemudi, suspensi yang nyaman ini bikin nyetir jadi jauh lebih rileks. Lo nggak harus ‘siaga’ setiap kali ngelihat jalanan nggak rata, karena mobil ini bisa handle sendiri dengan baik. Kombinasi suspensi empuk tapi tetap firm ini bikin Santa Fe terasa premium, cocok banget buat long trip bareng keluarga.
Fitur ADAS adalah Penolong
Salah satu fitur yang benar-benar ngebantu selama perjalanan mudik ini adalah ADAS-nya. Hyundai Santa Fe tipe tertinggi ini udah dibekali rangkaian fitur ADAS yang lengkap, dan itu sangat terasa manfaatnya, apalagi pas mudik kemarin kena macet parah di Tol Cikopo sampai Cirebon.
Pertama, Smart Cruise Control with Stop & Go. Ini fitur cruise control cerdas yang bisa otomatis menyesuaikan kecepatan sama mobil di depan. Jadi kalau mobil depan ngerem, mobil kita ikut melambat sampai bisa berhenti total. Begitu mobil depan jalan lagi, Hyundai Santa Fe ikut maju. Di tengah kemacetan panjang, ini lifesaver banget, kaki bisa istirahat tanpa harus injak rem dan gas terus-terusan.

Kemudian ada Blind-Spot View Monitor. Begitu kita nyalain sein kiri atau kanan, layar speedometer langsung menampilkan tampilan kamera blind spot secara real-time. Jadi kita bisa lihat kondisi di samping mobil tanpa harus menoleh atau khawatir ada motor atau mobil kecil yang nggak kelihatan.
Santa Fe juga punya Lane Keeping Assist dan Lane Following Assist. Ini dua fitur yang bantu banget jaga mobil tetap di jalurnya. Kalau mobil mulai keluar marka tanpa sein, setir bakal otomatis kasih koreksi halus. Fitur ini kerasa banget waktu jalanan kosong dan kita agak ngantuk atau kurang fokus.
Fitur keselamatan lainnya yang penting juga adalah Forward Collision-Avoidance Assist, yang bisa mendeteksi kendaraan atau pejalan kaki di depan. Kalau sistem ngerasa kita terlalu dekat dan belum ngerem, mobil bisa otomatis ngerem buat cegah tabrakan. Ini penting banget buat mudik, apalagi pas keluar tol menuju kota-kota kecil yang banyak kendaraan nyelip tiba-tiba.
Nggak cuma itu, waktu sampai rumah atau rest area yang sempit, fitur Surround View Monitor atau kamera 360 derajatnya juga sangat membantu. Kita bisa lihat seluruh sisi mobil dengan jelas di layar tengah, jadi manuver dan parkir lebih percaya diri walau bawa mobil besar.
Intinya, fitur-fitur ADAS ini bikin perjalanan panjang jadi jauh lebih aman dan minim stres. Gue ngerasa kayak dibantuin ‘co-driver digital’ yang selalu siaga, apalagi saat kondisi capek atau lalu lintas padat.
Kesimpulan
Kesimpulannya, buat kalian yang lagi cari SUV keluarga premium buat perjalanan jauh seperti mudik, Hyundai Santa Fe ini layak banget dipertimbangkan. Nyaman, tenang, dan tetap bertenaga walaupun kondisi penuh. Perjalanan panjang pun tetap terasa menyenangkan.
Oh ya, total bensin yang saya keluarkan untuk perjalanan dari BSD-Solo-Mojokerto dengan total perjalanan sekita 750 KM, saya hanya menghabiskan bensin sebesar Rp 800 ribu saja. Tapi ingat, kondisi bensin masih belum kosong setelah sampai Mojokerto, dan ada perjalanan keliling kota Solo serta BSD.