Review Asus ROG Phone 7: Gaming Optimal, Desain Standar, Kamera Payah
Uzone.id - Segmen smartphone gaming emang agak nyaru kalau dibandingkan dengan smartphone flagship. Kedua kelas ini sudah pasti menggunakan prosesor yang paling mentok, segala fitur pun tumplek blek dimasukkan ke dalamnya, dan pastinya harganya lebih tinggi dari segmen di bawahnya.
Terus, apa spesialnya segmen smartphone gaming, seperti Asus ROG Phone 7 yang baru meluncur resmi di Indonesia, misalnya? Kekuatan utama dari ponsel di kelas ini memang hanya dua (subjektif dari kami), yakni ketersediaan aksesoris khusus dan fitur gaming yang lebih kompleks.Demikian juga dengan Asus ROG Phone 7 yang kebetulan, tim Uzone.id sedang menggunakannya untuk keperluan review. Dapur pacu smartphone ini tak jauh beda lah dengan ponsel flagship di luar sana, Snapdragon 8 Gen 2 yang bisa dipakai main game apapun sepuasnya.
Tapi sejujurnya, ada beberapa hal yang beda yang tidak ditawarkan ponsel flagship dan ada di Asus ROG Phone 7. Biar gak penasaran, berikut review lengkap Asus ROG Phone 7 buat kalian, Uzoners!
Desain gak lagi spesial
Jujur, makin kecewa kami dengan cara Asus dalam merancang desain ROG Phone 7. Ponsel ini generasi terbaru, tapi rasanya masih seperti tahun lalu.
Kami sudah pernah nyobain ROG Phone 6, dan saat menjajal ROG Phone 7, kami tak melihat perubahan desain signifikan yang diberikan Asus. Mungkin yang berbeda adalah ornamen lampu RGB, dan sedikit area agak transparan di bagian atas bodi belakang.
Sisanya masih terasa sama. Ketebalannya sama-sama 10,3 mm dan bobotnya pun persis 239 gram. Peningkatan yang dikasih Asus di bagian desain adalah rating IP54 tahan percikan air dan debu, dimana sebelumnya hanya IPX4 saja.
Kalau ngomongin desain keseluruhan, desain jadi salah satu alasan kami kenapa smartphone gaming keluaran Asus makin terasa ‘biasa saja’. Desainnya kini main aman, kurang ada estetika khas gamer, tak seperti Asus ROG Phone generasi pertama sampai ketiga.
Desainnya cenderung halus dengan tepian bodi yang agak melengkung. Kurang terlihat juga garis-garis ekstrem bak pesawat sci-fi di smartphone ini, cuma ada logo ‘Republic of Gamers’ dan logo ‘07’ saja di bagian ini.
Sistem pendingin GameCool7
Bisa dibilang upgrade untuk sistem pendingin ini, lantaran Asus menerapkan beberapa lapisan cooler untuk menjaga performa ROG Phone 7 tetap stabil. Secara, ROG Phone 7 yang kami review tak memiliki AeroActive Portal sebagai solusi pendinginan tambahan, seperti varian Ultimate.
Kita semua tahu, pendinginan yang efektif jadi penentu seberapa kencang dan stabil smartphone gaming saat dipakai buat ngegame ‘kelas berat’. Kalau overheat, otomatis performa menurun atau throttling akan terjadi pada perangkat tersebut.
Asus menerapkan sistem pendingin GameCool7 yang menawarkan sistem pendinginan 360 derajat dengan meletakkan senyawa transfer panas boron nitrida di antara motherboard dan chipset untuk mengurangi perlambatan akibat suhu panas.
Asus juga menyematkan vapor chamber yang diklaim dapat menghasilkan peningkatan efisiensi termal sebesar 168 persen dan dua lembar grafit seluas 16.000 mm² yang membuang hawa panas ke panel kaca belakang dan layar smartphone.
Sebagai pamungkasnya, Asus menyarankan AeroActive Cooler 7 yang jadi aksesoris tambahan untuk mendinginkan ponsel saat sesi gaming berat.
Hanya saja, AeroActive Cooler 7 ini tidak tersedia dalam paket pembelian, jadi kalian harus membelinya secara terpisah.
Layar lebih terang dari sebelumnya
Tampilan depan Asus ROG Phone 7 memang mirip dengan ROG Phone 6, demikian juga spesifikasi layarnya. Panel layar yang digunakannya terasa familiar dengan ROG Phone 6, dimana layar AMOLED 10-bit seluas 6,78 inci digunakan dengan resolusi Full HD+ yang tajam.
Refresh rate-nya masih sama 165Hz, tapi tetap yang tertinggi di antara smartphone flagship atau high-end lainnya di pasaran. Belum lagi touch sampling rate 720Hz yang terasa edan.
Di atas kertas memang mirip, tapi sebenarnya panel yang dipakai ponsel ini sudah generasi lebih baru. Beberapa peningkatan disematkan, terutama intensitas cahaya maksimum menjadi 1.500 nits berbanding 1.200 nits pada seri sebelumnya.
Hal ini berarti, layar ROG Phone 7 jauh lebih terang dan masih bisa kelihatan dengan sangat baik meski digunakan di bawah sinar matahari yang terik. Terlebih, ada HDR10+ yang memberikan visualisasi maksimal untuk menonton film di resolusi tertinggi.
Refresh rate layar ini memang begitu cepat, dan sudah banyak game yang mendukung refresh rate tinggi. Beberapa game yang sering kami mainkan, seperti Seal M malah sudah mendukung 165Hz, PUBG Mobile tembus 90Hz, Garena Undawn bisa 144Hz, dan COD Mobile masih terbatas di 60Hz.
Untungnya, touch sampling rate yang tinggi memberikan responsivitas layar yang tinggi juga. Pengaturan tertinggi bisa diset via Armoury Crate, dan sejauh ini memberikan experience gaming saat main game FPS jauh lebih maksimal.
Audio menggelegar
Powerful! Satu kata yang pas untuk menggambarkan kualitas audio dari Asus ROG Phone 7. Dua speaker yang mengapit layar di bagian atas dan bawah punya level tersendiri yang melampaui speaker stereo dari smartphone flagship sekalipun.
Dua speaker menghasilkan audio yang jernih, bass yang bulat, tanpa distorsi, dan yang terpenting, keluaran suaranya begitu maksimal dan kaya. Kalau ingin lebih mantap, kami sarankan pakai headset 3,5mm yang sudah mendapatkan sertifikasi Hi-Res Audio.
Asus ROG Phone 7 juga sudah mengantongi sertifikasi yang sama. Itu artinya, smartphone ini dapat memproses dan memutar file audio 24-bit/96 kHz atau 24-bit/192 kHz. Terakhir yang bikin audionya terasa beda adalah Dirac Virtuo, fitur audio spasial yang bikin keluaran suara seakan mengelilingi kepada pengguna.
Performa gahar, isu overheat masih ada
Asus ROG Phone 7 disokong oleh prosesor Snapdragon 8 Gen 2 yang jadi salah satu SoC (system on chip) paling gahar saat ini. Berbekal prime-core Cortex X3 dengan kecepatan 3,2 GHz, chipset ini menawarkan performa 15 persen lebih cepat dari sebelumnya.
Dengan perpaduan 2-core Cortex A710 dengan kecepatan 2,8 GHz, 2-core Cortex A710 dengan kecepatan yang sama, serta 3-core Cortex A510 dengan clock-speed 2 GHz, bikin efisiensi dayanya pun 15 persen lebih baik.
Unit Asus ROG Phone 7 yang kami review memiliki RAM 8 GB dengan ruang peynyimpanan 256 GB. Ada pun untuk jenis RAM yang disematkan adalah LPDDR5X dengan memori penyimpanan UFS 4.0 yang memiliki write dan read speed yang lebih cepat ketimbang UFS 3.0 atau UFS 3.1.
Untuk menguji kemampuannya. Kami menggunakan tiga aplikasi benchmark, yakni AnTuTu Benchmark, 3DMark, dan PCMark. Seluruh pengujian kami mengaktifkan X Mode, salah satu performa yang ditawarkan oleh Armoury Crate.
Dites di AnTuTu Benchmark, ROG Phone 7 yang kami gunakan dapat meraih skor mencapai 1,25 juta poin, salah satu ponsel dengan benchmark tertinggi yang pernah kami coba.
Hanya saja, sistem pendingin GameCool7 tak sanggup menjaga suhu ponsel agar tak overheat. Saat menjajal tes Stress Test di AnTuTu Benchmark, Asus ROG Phone 7 terdeteksi overheat, aplikasi pun langsung berhenti, hingga ponsel mengalami restart satu kali.
Dari aplikasi, suhunya mencapai 52° C. Bodi kaca ponsel ini langsung tak nyaman buat dipegang, kami sempat menaruhnya beberapa menit agar ponsel digunakan dengan normal kembali.
Tes kedua di 3DMark, kami juga menjalankan Stress Test untuk tahu seberapa bagus kinerja grafis yang disuguhkannya. Wild Life Stress Test dapat dilalui dengan mudah, dimana rata-rata skornya mencapai 13.548 poin dengan rata-rata frame rate menembus 100 FPS.
Stabilitas kinerjanya juga terbilang baik mencapai 91,3 persen. Beda cerita saat kami mencoba Wild Life Extreme Stress Test. Ponsel ini mendapat skor 3.737 poin dengan stabilitas 97,7 persen.
Hasil yang impresif sebenarnya. Tapi akibat pengujian ini, Asus ROG Phone 7 langsung mengalami overheat dengan suhu mencapai 64° C! Beruntung, ponsel gak kenapa-kenapa, hanya sedikit patah-patah ketika kami coba operasikan.
Pengujian terakhir, kami menggunakan PCMark. Ponsel ini meraih skor 12.907 poin, impresif tapi tak terlalu tinggi buat ponsel sesangar Asus ROG Phone 7.
Rupanya, di pengujian ini, X Mode tiba-tiba non aktif dan semua simulasi dijalankan pada performa yang tak maksimal. Terlihat dari grafik, ponsel ini cuma mengeluarkan power di bawah 60 persen saja.
Baterai 6.000 mAh bikin puas ngegame seharian
Asus ROG Phone 7 ditopang baterai dengan kapasitas 6.000 mAh yang terbagi menjadi dua baterai dengan kapasitas masing-masing 3.000 mAh. Baterainya didukung fast charging 65W, dengan adaptor dan USB-C yang tersedia dalam paket pembelian.
Diuji dengan PCMark, baterai sebadak ini bisa bertahan hingga 19 jam 51 menit! Selama pengujian, PCMark menjalankan banyak simulasi yang berkaitan dengan pemakaian normal user, seperti membuka internet, menyetel video, melakukan video call, dan sebagainya.
Kalau buat main game, kami menggunakan Seal M sebagai benchmark. Sebab, game ini punya mode auto yang membuat karakter tetap hunting walau kami tak bermain sepenuhnya.
Full hunting di game ini, Asus ROG Phone 7 bisa bertahan lebih dari 9 jam dengan baterai tersisa 10 persen. Game ini terus dimainkan tanpa menyalakan opsi penghemat daya dengan X-Mode diaktifkan sepanjang permainan.
Bagaimana dengan durasi ngecasnya? Dari 1 persen sampai penuh, cukup 50 menit saja. Singkat, kan?
‘Cheat legal’ bernama Armoury Crate
Armoury Crate adalah software khusus dari Asus untuk perangkat gaming mereka. Gak cuma laptop atau konsol handheld, smartphone pun punya sistem ini.
Boleh dibilang, fungsi Armoury Crate gak cuma untuk menyesuaikan performa smartphone saja, tapi lebih dari itu. Fitur ini adalah ‘cheat legal’ yang diberikan Asus buat para gamer untuk meningkatkan kemampuan bermain sekaligus experience gaming mereka.
Bicara tentang performa, ada tiga mode yang disediakan Armoury Crate, yaitu X-Mode, Dynamic, dan Ultra Durable. Kalau mau, kalian sebagai pengguna juga bisa overclock manual smartphone ini dengan mengatur beberapa variabel yang disediakan.
Lewat aplikasi ini juga, pengaturan AirTriggers, key mapping, hingga makro juga bisa dilakukan. Pengaturannya bisa per game, jadi tiap judul game yang kalian mainkan bisa memiliki pengaturan yang berbeda-beda.
Lainnya, Armoury Crate juga bisa membantu pengguna menyesuaikan warna RGB di bodi belakang. Bisa memilih warnanya, efek peralihan warna, kecepatan, dan lain sebagainya.
Di Armoury Crate, ada fitur namanya Game Genie. Fitur ini dapat diaktifkan saat pengguna bermain game dengan swipe sudut kiri atas layar ke bagian tengah.
Lebih banyak lagi fitur gaming yang bisa dimanfaatkan. Ada Real-time Info untuk menampilkan informasi FPS, beban kerja CPU dan GPU, dan sebagainya. Ada juga pengaturan refresh rate, mulai dari Auto sampai 165Hz.
Ada fitur Background Mode, memungkinkan game yang kalian mainkan dapat berjalan di latar belakang. Jadi, kalian bisa membuka aplikasi lainnya, selagi game tetap berjalan secara background.
Buat kami, fitur ini cocoknya buat nge-grinding atau farming pada game jenis RPG. Lumayan, bisa farming banyak item secara otomatis selagi membuka aplikasi lainnya.
Fitur Crosshair cocok buat kalian yang senang main FPS. Crosshair menampilkan ikon bidikan yang membuat tembakan terhadap musuh jauh lebih presisi, dan sekaligus meningkatkan kesempatan untuk memenangkan pertandingan.
Kalau kalian main game FPS seperti COD Mobile atau PUBG Mobile, ada fitur tersembunyi yang akan muncul di Game Genie, yakni ROG Instant Master. Fitur ini memberikan sejumlah preset pengaturan AirTriggers yang paling cocok buat gaya bermain pengguna.
Tinggal download preset-nya dan tekan Use untuk preset yang dirasa cocok, lalu coba mainkan game-nya dengan preset AirTriggers tersebut. Pasti bikin ketagihan, dijamin deh!
Kamera mirip ROG Phone 6
Sudah puas performa dari smartphone ini, kini beralih ke sektor yang bisa dibilang, bukan jadi highlight utama. Apa lagi kalau bukan kamera, wong konfigurasinya saja masih sama dengan seri sebelumnya.
Ya, spesifikasi kamera Asus ROG Phone 7 terasa familiar. Kamera utamanya masih menggunakan sensor 50 MP Sony IMX766 tanpa OIS, dipadukan dengan kamera ultrawide 13 MP dan kamera makro 5 MP. Satu-satunya upgrade adalah kamera selfie yang lebih baik dengan sensor 32 MP.
Soal kualitasnya, kamera 50 MP Asus ROG Phone 7 menghasilkan gambar beresolusi 12,5 MP. Semua ini berkat skema pencitraan Quad-Bayer yang memampatkan 4 piksel menjadi 1 piksel, memberikan gambar lebih detail dengan warna yang tajam.
Foto yang ditangkap kamera utama ini lumayan bagus, asalkan didukung oleh cahaya sekitar yang normal. Maksudnya, ketika memotret di luar ruangan dengan sinar matahari yang cukup terik, hasilnya bakal over-sharpness dengan warna yang over-brightness pula.
Tapi kalau memotret di indoor dengan cahaya yang normal, detailnya bagus dengan warna yang natural dan tajam. Di smartphone ini ada mode Portrait, tapi hasilnya enggak banget gegara efek blue-nya yang kacau balau.
Sama halnya dengan ultrawide. Kamera ini dapat menangkap foto dengan kualitas warna yang cukup bagus. Dynamic range-nya juga tampak lebar, meski detailnya sedikit diperhalus oleh AI.
Untuk makro, gimmick saja kalau ini. Tidak ada autofokus, sehingga menyulitkan memotret objek dari jarak yang dekat. Tangan wajib stabil, kalau tidak ya hasilnya bakal buram dengan noise dimana-mana.
Gamer juga pasti suka selfie, walau 1-2 kali sehari. Hasilnya lumayan oke kok, dengan keluaran gambar di resolusi 8 MP. Detailnya oke, warnanya juga terbilang natural. Gak dibikin lebay dengan meningkatkan tone warna wajah secara signifikan, semuanya terlihat alami.
Bicara soal video, Asus ROG Phone 7 dapat merekam video di resolusi 1080p @60 FPS, 4K @60 FPS, hingga 8K @24 FPS.
Video Full HD @60 FPS
Video 4K @60 FPS
Kesimpulan
Memang agak membingungkan segmen smartphone gaming ini, lantaran beririsan langsung dengan smartphone flagship. Dari segi kinerja, sama-sama powerful berkat penggunaan prosesor latest generation dengan performa ‘rata kanan’ yang tak akan mengecewakan.
Demikian juga dengan Asus ROG phone 7. Tak usah ditanya soal kinerjanya, sudah pasti kencang. Tapi bedanya, Asus kasih banyak tweak yang bikin performa ponsel ini lebih ‘di luar nalar’ lagi.
Tweak yang kami maksud adalah Armoury Crate dengan segudang fitur khusus gaming yang lengkap. Kalian mau apa? Ngatur performa, ada. Pilih refresh rate layar, ada juga. Sampai mengatur makro, AirTriggers, sampai cheat legal pun, disediakan oleh fitur ini.
Kebanyakan fitur-fitur ini tak tersedia di smartphone flagship dengan jenis prosesor yang sama. Dan, dengan fitur ini, Asus berhasil mengoptimalkan hardware kelas atas dari Qualcomm ini semaksimal mungkin.
Asus ROG Phone 7 juga punya baterai yang bikin kalian bisa ngegame berjam-jam lamanya. Main beberapa pertandingan Mobile Legends, grinding dan farming di Seal M sampai karakter kaya raya, main COD Mobile di mode Ranked sampai jago, bisa dilakukan di smartphone ini tanpa mengkhawatirkan kehabisan daya baterai dalam waktu singkat.
Cuma memang, Asus tak memaksimalkan sektor lainnya pada smartphone ini. Desain misalnya, karena tampang ROG Phone 7 masih tak banyak berubah dibanding pendahulunya.
Desainnya pun gak lagi ekstrem seperti generasi awal ROG Phone. Sekarang Asus terlihat main aman, gak mau terlihat berbeda, dan malah bikin smartphone ini agak kelihatan mainstream. Untung ada RGB, coba kalau enggak, biasa banget desainnya.
Asus juga tak memprioritaskan sektor kamera. Wajar memang, namanya juga smartphone gaming. Tapi come on, masa ponsel Rp10 jutaan fitur kameranya biasa banget? Minimal ada OIS lah.
So, buat pengguna yang memang seorang gamer hardcore, Asus ROG Phone 7 memang layak dijadikan pilihan. Mana lagi coba smartphone gaming terbaru yang resmi dipasarkan di Indonesia? Ya cuma ini.
Terlebih, harganya masih sama dengan seri pendahulunya. Tapi, buat dijadikan daily driver yang perlu kinerja all rounder, rasanya mending beli flagship saja dengan asumsi budget yang sama.