Ramai-ramai Tangkis Informasi Kebijakan Privasi WhatsApp
Uzone.id - Sejumlah petinggi Facebook Grup ramai-ramai angkat suara soal kebijakan privasi layanan pesan instan miliknya yang menimbulkan keriuhan dan ekspansi besar-besaran.
Pembelaan pertama datang dari Head of Instagram, Adam Mosseri yang notabene masih ‘saudara’ WhatsApp di induk yang sama. Dia mengatakan bahwa banyak yang salah sangka soal kebijakan privasi ini.
“Update kebijakan itu sekali lagi tidak berdampak pada privasi kalian dengan teman atau keluarga melalui cara apapun. Ini hanya terkait di WhatsApp Bussiness saja,” ujar Mosseri, melalui akun Twitternya.
Petinggi WhatsApp melalui Chief WhatsApp Will Catchcart juga menangkis pernyataan yang menurutnya disalah persepsikan. Dia menjamin, WhatsApp masih akan aman digunakan.
“Pembaruan kebijakan kami menjelaskan komunikasi bisnis dan menambahkan transparansi. Ini tidak memengaruhi cara orang berkomunikasi secara pribadi dengan teman atau keluarga,” tulis Catchcart, melalui platform Twitter.
"Itulah mengapa kami sangat berkomitmen pada enkripsi end to end dan mengapa kami terus meningkatkan privasi di WhatsApp, misalnya dengan peluncuran pesan yang dapat hilang otomatis di bulan November. Inovasi kami dalam soal privasi akan berlanjut," imbuh dia.
Baca juga: Pendiri WhatsApp Marah ke Facebook
Seperti diberitakan sebelumnya, banyak pengguna khawatir kebijakan privasi terbaru WhatsApp, yang berlaku pada 8 Februari, mewajibkan untuk berbagi informasi sensitif dengan perusahaan induk, yaitu Facebook.
Usai kebijakan baru WhatsApp diberlakukan dan menuai banyak kontroversi, beberapa pengguna memutuskan untuk pindah ke aplikasi pesan instan yang lain. Tak hanya Signal, Telegram pun menuai banyak pengguna baru dalam beberapa hari terakhir.
Dalam keterangan resmi pihak Telegram, selama 72 jam belakangan, Telegram telah mendapatkan sebanyak 25 juta pengguna baru dari seluruh dunia. Angka itu merupakan pencapaian tertinggi karena diraih hanya dalam kurun 3 hari saja.
Penambahan pengguna baru ini secara tidak langsung membuat Telegram mampu melewati angka 500 juta pengguna aktif saat ini.