PeduliLindungi: Bagaimana GPS Smartphone Melindungi dari Covid-19
Uzone.id - Sambil menunggu giliran mendapat vaksin Covid-19 dari Kementerian Kesehatan RI, kita harus tetap disiplin melaksanakan 5 M dan 3T. 5 M sendiri adalah memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilisasi dan interaksi.
Kemudian, 3T adalah testing, tracing, dan treatment. 3T ini hendaknya dilakukan oleh otoritas terkait untuk melakukan pengujian, pelacakan, kemudian tindakan pengobatan atau perawatan kepada orang yang terpapar virus.Saat ini, pasien positif di Indonesia saat ini masih mencapai ratusan ribu. Kasus positif setiap harinya masih di atas 8000 dan belum ada tanda-tanda menurun. Yang paling mengkhawatirkan, jumlah kasus kematian justru semakin meningkat, di atas 200 orang.
Baca juga: Kelancaran Satu Data Vaksin Indonesia, Pemerintah Andalkan Aplikasi Ini
Kolaborasi pemerintah dan perusahaan BUMN juga berusaha melindungi melindungi rakyatnya dari paparan virus, salah satunya membuat aplikasi seluler PeduliLindungi.
Teknologi GPS
PeduliLindungi, yang kini dimanfaatkan untuk pendaftaran mendapatkan vaksin dari pemerintah, sudah memanfaatkan Global Positioning System (GPS) - bukan lagi Bluetooth - untuk memberi informasi kepada kamu wilayah mana saja zona Covid-19 yang ditandai dengan zona merah, kuning atau hijau.
Selain itu, pemanfaatan GPS juga bisa memberi tahu kamu jumlah pasien yang terpapar, sembuh dan meninggal di wilayah mereka.
GPS yang dimanfaatkan PeduliLindungi memungkinkan ponsel kamu terhubung dengan ponsel pengguna PeduliLindungi lain dalam radius GPS. Saat terhubung akan terjadi pertukaran ID anonim yang akan direkam oleh smartphone.
Data ID anonim tersebut akan disimpan dalam rentang waktu 14 hari.
PeduliLindungi selanjutnya akan mengidentifikasi orang yang pernah berada dalam jarak dekat dengan orang yang dinyatakan suspek, kasus konfirmasi (bergejala dan tidak bergejala), dan kontak erat.
Teknologi GPS sebetulnya mulai dikembangkan sekitar tahun 1970-an oleh militer Amerika Serikat melalui Departemen pertahanan USA yang digunakan untuk kepentingan militer.
Baca juga: Telkom Siap Dukung Sistem Satu Data Vaksin Covid-19
Saat ini, sistem radio GPS bisa jadi navigasi andalah dan penentuan posisi yang berbasiskan satelit yang dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca,
Alat ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi yang teliti, dan juga informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia.
Aplikasi PeduliLindungi sendiri merupakan buatan Kominfo dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dijalankan sepenuhnya Telkom Indonesia.
Kominfo juga menggandeng Gojek untuk memperluas akses ke aplikasi PeduliLindungi. Integrasi Gojek dengan PeduliLindungi sudah dimulai sejak 23 Juni 2020.
PeduliLindungi telah menambahkan layanan telemedis untuk membantu masyarakat memantau kesehatannya sendiri, tanpa harus berkunjung ke rumah sakit. Pemantauan kesehatan bukan berarti pengguna bisa menerka-nerka apa gejala penyakit yang sedang di alami, melainkan mereka bisa berkonsultasi secara virtual dengan dokter kesehatan yang terpercaya. Dari sini, dokter akan melakukan diagnosa secara virtual berdasarkan keluhan, lalu memberikan obat yang sesuai untuk menangani gejala penyakit yang diderita.
Untuk mengakses layanan Halodoc di aplikasi PeduliLindungi, pengguna bisa mengunduh aplikasi PeduliLindungi lewat App Store dan Play Store. Kemudian mengisi data diri dan nomor telepon aktif, kemudian membuat persetujuan untuk mengaktifkan bluetooth dan location pada ponsel.
Selanjutnya, pengguna dapat mengakses layanan Teledokter pada menu atau melalui tombol Periksa Diri pada menu Beranda, yang selanjutnya masuk ke aplikasi pada bagian Konsultasi Dokter.
Jangan takut menunggu lama untuk konsultasi dokter karena di aplikasi ini ada ribuan dokter yang bisa dikunjungi secara virtual.
Awal Januari tahun ini, data Kemenkominfo menyebut jika aplikasi PeduliLindungi sudah diunduh oleh lebih dari 26 juta pengguna dan akan digunakan untuk mendukung program vaksinasi COVID-19 yang menjangkau sekitar 180 juta penduduk.