‘Overlord’ Suguhkan Film Perang Dunia II yang Berbalut Zombie
Setelah film ‘Dunkirk’ (2017) dan ‘Darkest Hour’ (2017) sukses di pasaran, produser J. J. Abrams serta sutradara Julius Avery membuat film ‘Overlord’ yang juga mengambil latar di tragedi Perang Dunia II. Namun, kisah drama Perang Dunia II di film ‘Overlord’ dipadukan dengan bumbu-bumbu adegan sadis khas film slasher horor fiksi.
Film berkisah tentang pasukan Amerika Serikat yang bertugas untuk menghancurkan menara radio Nazi di salah satu desa kecil Prancis, satu malam sebelum Operasi Pendaratan Normandi dimulai. Belum berhasil sampai ke tujuan, Nazi nyatanya berhasil menembak jatuh beberapa pesawat yang mengangkut pasukan Amerika Serikat.Lima orang tentara, Kopral Ford (Wyatt Russell), Boyce (Jovan Adepo), Chase (Ian De Caestecker), Tibbet (John Magaro), dan Dawson (Jacob Anderson), berhasil selamat dari ledakan pesawat. Seusai bertemu seorang warga desa bernama Chloe (Mathilde Ollivier), kelimanya mendapat titik terang dan bisa beranjak menuju desa tempat radio pemancar Nazi diletakkan.
Desa kecil tersebut ternyata telah dijaga ketat oleh para tentara Nazi yang liar dan mengerikan. Pimpinan tentara Nazi, Wafner (Pilou Asbæk) bahkan seringkali mendatangi rumah-rumah warga untuk memberi teror dan membawa orang-orang secara paksa ke dalam menara pemancar radio Nazi yang terletak di dalam gereja.
Meskipun hampir ketahuan, pasukan Amerika Serikat tetap berhasil memetakan area desa dan juga menara radio Nazi. Boyce bahkan berhasil memasuki area bawah tanah dari menara radio tersebut.
Di bawah tanah, Boyce menemukan laboratorium Nazi yang menjadikan para warga desa sebagai kelinci percobaan. Di laboratorium itu pula Boyce menemukan sebuah serum yang bisa membuat orang menjadi brutal dan haus darah.
Ya, dari adegan serum tersebut diketahui bahwa film ‘Overlord’ akan berpusat pada perjuangan tentara Amerika Serikat melawan pasukan Nazi yang sedang membuat percobaan tentara super seperti zombie. Film ini bisa dikatakan seperti penggabungan antara film ‘Dead Snow’ (2009) dan ‘Universal Soldier’ (1992) dengan penambahan fiksi eksperimen Nazi yang terilhami dari kejadian nyata percobaan gila dokter Josef Mangele di kamp konsentrasi Auschwitz, Polandia.
Melihat dari deretan pemain serta jalan cerita, dan kualitas editing, ‘Overlord’ bisa dikategorikan sebagai film kelas B dengan bujet produksi yang tidak terlalu besar. Namun, akting para pemainnya tergolong baik dan berbagai adegan sadis pun tetap terasa seru bagi pecinta film slasher.
Meski Adepo bukan aktor yang terkenal di industri film Hollywood, caranya memerankan tokoh Boyce cukup mengesankan. Berbagai adegan di film terlihat lebih semakin menegangkan berkat ekspresi wajah dan gestur tokoh Boyce yang digambarkan penakut dan berkeprimanusiaan tinggi.
Meski plot ceritanya terkesan biasa saja, perkembangan karakter setiap tokoh tergambarkan dengan baik. Seiring berjalannya waktu, semua tokoh diajak untuk berpetualang dengan tantangannya masing-masing sehingga bisa memperoleh kesuksesan di akhir film.
Ada beberapa hal yang disayangkan dari film ‘Overlord’, termasuk durasi menuju klimaks yang berjalan sangat lamban dan agak membosankan. Selain itu, lembaga sensor film Indonesia juga terpaksa memotong beberapa adegan sadis yang seharusnya bisa sangat menyenangkan untuk disaksikan oleh pecinta film slasher.
Film ‘Overlord’ bisa jadi satu alternatif film thriller di akhir tahun. Memadukan cerita fiksi zombie di film bertema Perang Dunia II memang bukan hal baru, namun penokohan dan adegan laga di film ‘Overlord’ tergolong jauh lebih bagus dan hebat.
Sebagai film slasher yang sadis, pemotongan beberapa adegan oleh LSF membuat film ‘Overlord’ sedikit kurang asyik untuk ditonton dan alur cerita menuju klimaks pun terlalu lama. 'Overlord' dapat disaksikan di bioskop mulai hari ini, Rabu (7/11).