Ngegas Yamaha Nmax Turbo Jakarta - Yogyakarta, Gimana Sensasinya?
Uzone.id - Yamaha mengajak awak media untuk mencicipi Nmax Turbo dalam jarak yang lebih jauh lagi. Jika sebelumnya hanya test ride di Sirkuit Sentul Karting, kali ini motor baru tersebut diuji kebolehannya dari Jakarta hingga Yogyakarta.
Perjalanan ini masuk dalam etape pertama dari Nmax Tour Boemi Nusantara yang ditempuh dalam waktu 3 hari dengan rute Jakarta-Cirebon, Cirebon- Wonosobo, dan Wonosobo-Yogyakarta. Terdapat dua motor yang dijajal oleh Uzone.id yakni Yamaha Nmax Turbo TechMAX dan Nmax Neo.Kita bahas spesifikasinya dulu nih, Yamaha Nmax Turbo mendapatkan dapur pacu baru yang menjadi generasi ketiga dari mesin 155 cc VVA Yamaha. Mesin ini memiliki konfigurasi 155 cc, Blue Core, 4-katup, SOHC, berpendingin cairan yang dilengkapi Yamaha Electric CVT (YECVT), sehingga mampu mengeluarkan tenaga sebesar 15,1 dk dan torsi 14,2 Nm.
Di rute pertama, kami mencicipi Yamaha Nmax Turbo TechMAX terlebih dahulu. Tanpa basa-basi, fitur pertama yang dicoba adalah mode berkendara T-Mode dan S-Mode.
Karena masih melewati jalanan kota Jakarta dan Bekasi, maka mode berkendara T-Mode dirasa yang paling cocok. Mode berkendara ini memang tidak memiliki tenaga yang responsif, akselerasi terasa lebih konstan yang membuat pengendara sedikit sulit mencapai kecepatan tertinggi.
Mode berkendara ini memang sangat cocok untuk digunakan di dalam kota yang memiliki pergerakan lebih lambat dan santai. Dipakai stop and go dikemacetan juga lebih cocok, karena torsi di putaran bawah terasa lebih lembut.
Meski demikian, mode T-Mode tetap bisa digunakan melaju di kecepatan di atas 100 km/jam. Hanya saja membutuhkan jarak yang cukup jauh untuk mencapai kecepatan tersebut.
Sementara saat sudah memasuki jalur Pantura seperti di wilayah Cikaran dan Karawang, S-Mode menjadi pilihan yang tepat. Kondisi jalan yang lebih lengang tentu memberikan kesempatan untuk memacu Yamaha Nmax Turbo TechMAX secara lebih kencang.
Pada mode S-Mode, Yamaha Nmax Turbo memang memiliki akselerasi yang lebih responsif baik dari keadaan berhenti atau sedang melaju. Oleh karenanya mode ini kurang tepat jika digunakan ketika di dalam kota yang lebih banyak stop and go.
Lebih menarik lagi jika S-Mode di Yamaha Nmax Turbo dipadukan dengan fitur Y-Shift. Fitur ini memiliki 3 tingkatan yang setiap digunakan membuat putaran mesin motor meningkat hingga 1.000 rpm.
Dengan fitur Y-Shift pada Yamaha Nmax Turbo membuatnya sangat cocok untuk digunakan membantu akselerasi. Dengan menggunakan Y-Shift, tarikan motor dirasa lebih mudah untuk mencapai kecepatan dari bawah ke tengah.
Namun karena Y-Shift dirasa lebih cocok untuk akselerasi, maka memiliki kekurangan dalam hal mencapai kecepatan tertinggi. Karena rpm yang terus meningkat di tiap levelnya, membuat putaran mesin cepat mencapai puncaknya alias membuat nafasnya menjadi lebih pendek.
Sehingga jika ingin mencari kecepatan tertinggi, Y-Shift tidak bisa dijadikan andalan. Cukup menggunakan S-Mode tanpa Y-Shift, maka Yamaha Nmax Turbo akan memiliki nafas yang lebih panjang untuk mencapai kecepatan tertingginya.
Pada rute kedua, sungguh disayangkan karena kami harus mengganti motor yang lain dan mendapatkan varian Yamaha Nmax Neo untuk perjalanan Cirebon-Wonosobo. Padahal rute ini memiliki jalur menanjak yang cukup curam di daerah Krakalan ketika ingin memasuki kawasan pegunungan Dieng.
Artinya kemampuan Y-Shift pada Yamaha Nmax Turbo sebenarnya lebih cocok untuk digunakan di jalur ini. Kira-kira apakah Yamaha Nmax Neo masih kuat untuk menerobos jalur Krakalan yang dikenal memiliki tingkat kecuraman yang cukup ekstrim?
Menariknya, Yamaha Nmax Neo masih sangat cocok untuk digunakan menanjak di jalur yang cukup ekstrim sekalipun. Tenaga yang diberikan oleh mesin 155 cc, Blue Core, VVA, generasi terbaru ini dirasa tidak mengalami kesulitan di bidang kemiringan yang cukup ekstrim.
Bahkan Yamaha Nmax Neo masih bisa mengimbangi saudaranya yakni Nmax Turbo di jalur menanjak di Krakalan. Memang dari kecepatan Nmax Neo lebih pelan ketika ditanjakan jika dibandingkan varian Turbo, tetapi tidak membuat varian yang lebih murah ini menjadi ketinggalan jauh.
Hanya saja, jalur Krakalan yang memang tidak rata dan memiliki jalan menurun yang juga ekstrim membuat sejumlah kekurangan dari Nmax Neo menjadi terlihat. Seperti absennya fitur Traction Control System (TCS) yang bisa membantu terjadinya ban belakang tergelincir serta rem ABS yang bisa membantu membuat ban motor terkunci ketika direm.
Menariknya, Yamaha Nmax Neo maupun Turbo terbilang masih cukup stabil untuk melibas jalanan yang berbelok-belok sekalipun. Bagian suspensi juga memberikan rasa percaya diri untuk melakukan manuver belok.
Sementara jika melintasi jalan yang cukup kasar, suspensi Yamaha Nmax Neo dan Turbo masih cukup mumpuni untuk meredam getaran. Bahkan bisa dibilang suspensi ini menjadi yang paling empuk dari generasi-generasi sebelumnya.
Sementara untuk rute Wonosobo-Yogyakarta, tim Uzone.id kembali menggunakan Yamaha Nmax Turbo TechMAX. Di rute kali ini, memang tidak terlalu istimewa karena menggunakan motor yang sama seperti sebelumnya, namun fitur Y-Shift yang tersedia lebih banyak digunakan untuk deselerasi.
Deselerasi di Yamaha Nmax Turbo dirasa memang sangat berguna di jalan raya. Terutama di jalan pegunungan yang memiliki bidang menurun.
Jika kecepatan tidak terlalu tinggi, bahkan Y-Shift bisa diandalkan untuk menurunkan kecepatan tanpa menggunakan rem sekalipun. Meski demikian dalam kecepatan tinggi, tentunya peran rem masih sangat diperlukan untuk mengurangi kecepatan, namun jika dibantu dengan Y-Shift yang seperti memberikan sensasi engine brake membuat kerja rem menjadi lebih ringan.