Langkah Telkom Hadapi Anomali Satelit Layak Diapresiasi
Jumat (28/8) sore mendadak ribuan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) offline dan siaran TV dari ANTV dan NET TV pun menghadapi masalah. Kemudian diketahui, Satelit Telkom 1 mengalami masalah.
Kejadian anomali ini dihadapi oleh Satelit Telkom 1 terjadi sekitar pukul 16.51 WIB. Penyebabnya adalah pergeseran antena dari satelit yang mengorbit di posisi 108 derajat Bujur Timur tersebut.Menyadari hal tersebut, Direktur Telkom Alex J. Sinaga langsung bergerak cepat, dia memerintahkan untuk melakukan migrasi pelanggan ke satelit yang lain, seperti Telkom-2, Telkom 3S dan Telkom asing lainnya.
Alex J Sinaga mengaku bahwa pihaknya berupaya sekeras mungkin demi mempercepat pemulihan.
Pasalnya, sebagian besar pelanggan Very Small Aperture Terminal (VSAT) Telkom berasal dari kalangan perbankan, penyiaran (broadcasting), dan lembaga pemerintahan. Diketahui, ada ribuan ATM offline dan siaran terganggu akibat gangguan ini.
"Kami habis-habisan dalam melakukan pemulihan ini. Kami tak bisa sebut berapa biaya keluar dari recovery ini. Tetapi, at any cost, kami akan siapkan untuk recovery. Lagipula, tindakan pemulihan ini ada di dalam kontrak (Service Level Agreement/SLA) pelanggan Telkom 1," papar Alex (Liputan6.com, Upaya Habis-habisan Telkom Pulihkan Layanan dari Anomali)
Sementara itu, Vice President Public Relations Telkom, Arif Prabowo, membantah rumor yang mengatakan satelit Telkom 1 telah keluar orbit.
"Telkom 1 tidak lepas dari orbit, masih bisa dikendalikan melalui Stasiun Pengendali Utama di Cibinong. Untuk lebih detailnya sedang dalam investigasi lebih mendalam lagi bekerja sama dengan Lockheed Martin," kata Arif. (Kumparan, Kronologi Anomali Satelit Telkom 1).
Diungkapkan kembali oleh Dirut Telkom Alex Sinaga, proses migrasi layanan telah dilakukan sejak 26 Agustus 2017. Penyediaan dan pegalihan transponder Telkom 1 ke transponder satelit pengganti akan selesai pada 30 Agustus 2017.
Sedangkan proses repointing antena ground segment akan dilakukan bertahap, secara bersama sama baik dengan pelanggan maupun dengan operator penyedia layanan VSAT hingga 10 September 2017.
Tercatat Telkom 1 memiliki jumlah pelanggan sebanyak 63 pelanggan, 8 di antaranya merupakan provider VSAT yang memiliki 12.030 site sehingga total ground segment sekitar 15.000 site. (IndoTelko, Melongok Kerja Keras Telkom Migrasikan Pelanggan).
Senada dengan Alex Sinaga, Direktur Enterprise dan Business Service Telkom Dian Rachmawan mengungkapkan pasukan yang dimiliki Telkom memang all out dalam melakukan migrasi.
Dimulai dari tim cross polarization pemindahan alokasi bandwidth satelit yang bekerja 7 x 24jam.
Langkah Tepat Telkom
Ke depannya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menilai satelit Telkom 1 sudah harus deorbit. Ini, kata dia, hasil pembicaraan dengan Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Alex J. Sinaga, Sabtu lalu.
“Sudah bicara. Nomor satu, kita harus sekuritisasi slotnya, karena harusnya deorbit 2018, Jadi mungkin ada 1 tahun kosong,” ujar Rudiantara. (Kontan, Menkominfo: Satelit Telkom 1 Harus Deorbit).
Rudiantara menyebut pemerintah (dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika/ Kemkominfo) siap membantu PT Telkom Indonesia mengamankan slot satelit Telkom 1 yang akan kosong.
Kosongnya slot satelit ini karena satelit Telkom 1 yang habis masa orbitnya pada 2018. Adapun pengamanan slot satelit itu, menurut Rudiantara, penting dilakukan agar ke depannya Telkom Indonesia bisa mendapatkan slot satelit. (Liputan6, Kominfo Bantu Amankan Slot).
Pengamat dari IndoTelko Forum, Doni Ismanto Darwin menilai, peristiwa yang dialami satelit Telkom 1 adalah peristiwa teknologi biasa yang sudah memiliki antisipasi dengan standar operasi prosedur untuk menjaga Business Continuity sebuah perusahaan.
"Kalau mau tahu pemicu anomali, tentu harus menunggu resmi hasil penyelidikan. Jangan menduga-duga dan membuat kesimpulan. Tetapi ini kan ibarat ada peristiwa kecelakaan. Yang diutamakan itu korban dulu, dalam kasus anomali Telkom 1 sudah benar mereka fokus merecovery layanan. Pelanggan satelit itu tak peduli dia dapat bandwitdh dari mana, bagi mereka yang penting layanannya kembali normal dan itu yang dilakukan Telkom," kata Doni.
Menurutnya, Telkom sudah memberikan respons optimal dalam melakukan recovery layanan.
"Itu kan ada tahap pemetaan dulu kapasitas dan mengkalkulasi lagi arah antena VSAT di bumi ke transponder baru. Sekitar 15 ribu site itu tak mudah, apalagi ini banyak untuk remote area," katanya (Merdeka, Bos Telkom 2 Hari Tidak Tidur Kawal Recovery).