Kutukan Sekuntum Mawar, Persembahan Menarik Disney
Kisah setua waktu, lagu setua irama, kisah si cantik dan si buruk rupa.
Kisah ini sebenarnya biasa saja. Khas dongeng-dongeng Eropa. Pangeran, putri, dan kutukan. Namun, Disney berhasil menyajikan kisah ini dengan sajian yang berbeda; mewah, glamor, humor, juga sedikit mencekam. Beauty and the Beast, si cantik dan si buruk rupa.Film ini diadaptasi dari dongeng legendaris karya Gabrielle-Suzanne Barbot de Villeneuve yang juga pernah dibuat versi animasinya pada 1991 oleh Disney. Film arahan Gary Trousdale dan Kirk Wise itu dinobatkan sebagai salah satu film animasi terpopuler sepanjang masa. Film animasi ini meraih dua piala Oscar.
Stephen Chbosky dan Evan Spiliotopoulos sebagai penulis skenario berhasil ‘mempermak’ naskah film ini walau dianggap melenceng dari versi aslinya. Meskipun reinkarnasi kisah klasik ini menimbulkan kritikan yang cukup pedas, namun film ini jadi lebih hidup.
Perpaduan antara dialog, lagu, tari dan musik begitu serasi dan memanjakan mata. Akting para pemainnya pun dapat dibilang bagus. Emma Watson cukup berhasil menampilkan sosok Belle yang kurang gaul. Luke Evans bermain gemilang sebagai si Gaston yang sok jago, playboy, sombong, dan menjengkelkan.
Sebagaimana versi animasinya, alur cerita Beauty and the Beast berkisah tentang seorang gadis bernama Belle (Emma Watson) yang hidup bersama ayahnya, Maurice (Kevin Kline). Belle yang kutu buku dan antisosial kurang disukai warga desanya.
Namun, ‘keanehan’ Belle yang cantik itu tak menyurutkan niat Gaston untuk mempersuntingnya. Sang pemburu ini pun berupaya sekuat tenaga meruntuhkan keangkuhan Belle. Sayang, Belle malah menjatuhkan pilihan pada si Beast (Dan Stevens) yang ternyata adalah jelmaan sosok tampan yang terkena kutukan.
Prolog Beauty and the Beast dibuka dengan tampilan pesta dansa di istana seorang pangeran di sebuah tempat di Prancis. Pesta meriah dan mewah itu mendadak terhenti karena kedatangan seorang wanita tua yang ingin menginap di istana sang pangeran. Si wanita tua akan membayar ongkos menginap semalam dengan setangkai mawar.
Karuan sang pangeran marah dan mengusirnya. Si wanita tua yang ternyata adalah peri cantik itu pun marah dan mengutuk pangeran menjadi makhluk buruk rupa dan mengerikan. Demikian pula beberapa orang pelayannya, tak luput dari kutukan. Mereka berubah menjadi perabot-perabot rumah tangga.
Kutukan itu akan berakhir jika sebelum kelopak mawar terakhir rontok, sang pangeran bertemu sosok yang ia cintai dan mencintainya. Demikian pula sebaliknya, jika kelopak mawar terakhir rontok sang pangeran belum jua menemukan kekasih hati, maka ia dan pelayannya takkan lagi berubah menjadi manusia.
Pertemuan Belle dengan si Buruk Rupa terjadi karena Belle menggantikan sang ayah menjadi tawanan si Buruk Rupa. Maurice, ayah Belle, ditawan oleh si Buruk Rupa karena mencuri setangkai mawar dari halaman kastil.
Menjadi tahanan makhluk buas, si Belle yang semula takut dan waswas kini malah merasa bahagia. Ia berteman dengan perabot yang bisa berbicara; mulai jam, tempat lilin, piano, lemari hingga teko teh. Dan, dunia magis ala Harry Potter pun menemani keseharian Belle. Tak ubahnya pengalaman Hermione saat menikmati suasana Hogwarts.
Belle yang semula takut pada si Buruk Rupa yang tempramental akhirnya berhasil meluluhkan hati makhluk itu. Cinta pun tumbuh dan bersemi di hati keduanya. Kutukan pada si Buruk Rupa dan para pelayannya pun berakhir tepat sebelum kelopak mawar terakhir rontok.
Walau menuai kontroversi karena dituding menampilkan adegan berbau gay antara Gaston dan sahabatnya, LeFou (Josh Gad), namun Beauty and the Beast sukses menampilkan keindahan film musikal. Lagu-lagu yang mengiringi film ini begitu menawan dan selaras dengan plot cerita. Kemewahan kostum pemain dan dekorasi kastil yang ditampilkan juga memikat, walau polesan computer imaginery image (CGI-nya) kurang smooth.
Secara garis besar, Bill Condon—sang sutradara—berhasil mengemas ulang versi animasi film ini. ‘Ijtihad’ pegiat sinema yang dikenal lewat The Twilight Saga: Breaking Dawn 1 dan 2 ini layak diapresiasi.
Berdasarkan data Disney, cuplikan (trailer) pertama film ini telah ditonton sebanyak 91,8 juta kali di laman Youtube dalam kurun 24 jam sejak dirilis. Mengalahkan cuplikan Star Wars: The Force Awakens. Ini menjadikan Beauty and the Beast sebagai teaser film yang paling banyak ditonton sepanjang masa.
Situs IMDB memberikan rating positif buat film berkategori Parental Guidance (PG) ini dengan nilai 7,9. Sementara Rottentomatoes mengganjarnya dengan angka 70%. Tak seperti film musikal biasanya, yang cenderung ‘berat’, Beauty and the Beast layak dijadikan tontonan.
Dengan kisah kutukan setangkai mawar ini, Disney kembali menguatkan posisinya sebagai salah satu pembuat film-film klasik yang berhasil meraih box office.*
Beauty and the Beast (2017)
Sutradara: Bill Condon
Penulis: Stephen Chbosky dan Evan Spiliotopoulos
Pemain: Emma Watson, Dan Stevens, Luke Evans, Josh Gad, Kevin Kline, Hattie Morahan, Ewan McGregor, Ian McKellen, Emma Thompson.