Kisah Annisa Pohan, Agus Harimurti, dan Telur Mata Sapi
Begitu Agus Harimurti keluar dari militer, kehidupan Annisa Pohan mulai ikut berubah.
“Banyak yang berubah. Dari hal-hal kecil misalnya, akhir-akhir ini saya jarang memasak untuk suami seperti dulu,” ujar Annisa.Ia kemudian mengenang masa-masa Agus masih bertugas di luar daerah.
“Saya pasti memasak setiap hari untuk suami. Menu lengkap, sayurnya, lauknya. Saya menyiapkan kebutuhannya, segala sesuatunya, saya turun tangan sendiri. Kalau sekarang paling menggoreng telur, membuatkan nasi goreng,” papar Annisa.
Saat ini bisa dihitung dengan jari, berapa kali Annisa memasak untuk Agus. Annisa terkadang juga ikut mendampingi suaminya berkampanye, atau yang diistilahkan Agus “gerilya lapangan”. Terkadang ada agenda kunjungan sosial ke beberapa tempat sekaligus dalam sehari.
“Paling sesekali, saat dia bilang kepada saya, lagi ingin makanan buatan saya, baru saya masakkan untuknya. Mas Agus suka empal buatan saya, ayam goreng, soto, pokoknya seleranya Indonesia banget. Paling spesifik dan sederhana itu telur mata sapi,” ucap Annisa seraya tertawa.
Telur mata sapi rupanya makanan favorit mereka berdua sejak masa pacaran.
“Jadi dulu waktu berpacaran, suatu kali dia menelepon saya, dia bertanya, 'Kamu makan apa?' Saya cuek menjawab, 'Nih, lagi makan nasi dengan telur mata sapi.' Enggak jaim. Padahal orang berpacaran biasanya jaim, ya. Ternyata dia menyahut, 'Aku juga suka banget telur mata sapi pakai kecap.’ Saya tertawa, ternyata kami ini cocok banget, sama-sama suka telur mata sapi,” kenang Annisa bahagia.
Kebiasaan makan telur mata sapi ini berlanjut hingga mereka berkeluarga. Saat lagi malas bepergian, kadang Annisa dan Agus terjun ke dapur bersama hanya untuk membuat telur mata sapi. Sayang kebiasaan ini sementara ini ditinggalkan dulu.
Termasuk kebiasaan lainnya, menonton di bioskop bersama dengan Aira.
“Dulu waktu senggang lebih banyak, sehingga kami biasa menonton di bioskop. Cukup sering, paling tidak setiap akhir pekan kami rutin menonton bersama. Sayangnya, akhir-akhir ini menjadi jarang,” cerita Annisa.
Saat ini sulit memaksakan seminggu sekali pergi ke bioskop. Namun bagi Annisa yang terpenting, suaminya memegang komitmen. Agus tetap berusaha meluangkan waktu untuk Aira.
“Aira ini cukup dekat dengan ayahnya. Saya mengasuh Aira sendiri sejak kecil dan sudah seperti sahabat baginya. Tetapi kalau soal belajar, dia lebih memilih ayahnya ketimbang saya. Jadi, kalau bisa rapat di rumah selama masa pemilihan ini, Mas Agus akan memilih rapat di rumah. Dengan demikian, dia masih bisa dekat dengan Aira. Di tengah rapat misalnya, ketika Aira bertanya tentang sesuatu atau minta diajari sesuatu, dia akan tetap melayani anaknya,” ungkap Annisa. (val/gur)