Ketika Nabi Idris Memohon Matahari Melamba
Nabi Idris A.S. pernah berdoa kepada Allah SWT untuk melambatkan peredaran matahari serta menahan terik panasnya. Doa nabi Idris ini dapat ditemukan dalam Tafsir Qurtubi 11/188 yang juga dikutip oleh Syamsuddin Noor dalam buku Dahsyatnya Doa Para Nabi.
Berikut arti doanya;Ya Tuhanku aku berjalan seharian, maka bagaimana seandainya seseorang mengatur perjalanan matahari selama lima ratus tahun menjadi sehari saja. Ya Allah Tuhanku, ringankanlah berat matahari dari padanya (yang dimaksud adalah malaikat yang mengatur peredaran matahari). Ya Allah Tuhanku, lambatkan lah peredaran matahari dan aku dapat menahan terik panasnya matahari.
Menurut riwayat Ibnu Abbas RA, Ka'ab dan ulama lainnya, doa ini dipanjatkan Nabi Idris kala ia bepergian ke suatu tempat. Namun Idris kemalaman dalam perjalannya itu. Lantas ia pun berdoa seperti doa di atas. Allah pun mengabulkan doa Nabi Idris. Maka, terjadi perubahan pada Matahari.
Sementara malaikat tak mengetahui penyebab perubahan matahari itu. Malaikat pun bertanya pada Allah SWT, tentang penyebab peredaran matahari yang melambat. Allah pun memberi tahu Malaikat tentang Nabi Idris yang berdoa memohon agar peredaran matahari di perlambat dan panasnya tidak terlalu terik.
Keterangan yang sama juga diperoleh dari Imam Saidi yang meriwayatkan, satu waktu Nabi Idris tengah tertidur di awal hari. Saking teriknya matahari, Nabi Idris terlelap tidur hingga baru bangun saat waktu saat matahari tenggelam. Hal tersebut karena Nabi Idris memohon agar peredaran matahari diperlambat dan dilindungi dari terik matahari.
Berdasarkan beberapa literatur menyebutkan bahwa nama Nabi Idris adalah Khanukh. Nabi Idris adalah putra dari Yarid bin Mihlail bin Qinan bin Anusy bin Syith bin Adam A.S.
“Khanukh tak lain adalah nama asli dari Nabi Idris.a.s. Beliau dikaruniai seorang anak bernama Mattusyalakh saat berusia enam puluh lima tahun dan meninggal dunia delapan ratus tahun setelah kelahiran anaknya ini. Artinya secara keseluruhan umur nabi Idris adalah delapan ratus enam puluh lima tahun,” Dalam Al Bidayah wa an Nihyah 1/115 yang juga dikutip oleh Jihad Muhammad Hajjaj dalam Umur dan Silsilah Para Nabi.
Kendati demikian terdapat perbedaan pendapat tentang wafatnya Nabi Idris. Ada pendapat yang menyatakan bahwa Allah SWT mengangkatnya ke langit sebagaimana yang terjadi pada Nabi Isa. Pendapat lain menyebutkan Nabi Idris diangkat ke surga.
Sementara menurut Ibnu Makhul, Nabi Idris merupakan salah satu dari empat nabi yang mendapat karunia khusus dari Allah. Keempat nabi itu adalah dua orang hidup di bumi yaitu Nabi Ilyas dan Nabi Khidir. Sedangkan Nabi Idris dan Nabi Isa diangkat kehadapan-Nya dalam keadaan hidup.
Pendapat lain mengatakan Nabi Idris diwafatkan di langit ke empat, sedang lainnya berpendapat Nabi Idris masih hidup karena Allah telah mengangkatnya ke langit seperti Nabi Isa. Wallahu'alam.
Berita Terkait
- Nabi Idris AS, Penulis Pertama Sejarah Manusia
- Peran Ilmu Astronomi, dari Penanggalan Hingga Arah Kiblat
- Rintisan Ilmuwan Muslim dalam Bidang Falak