Kesulitan Raihaanun Perankan Korban Perkosaan
Lama tak terdengar kabar, Raihaanun baru saja membintangi film 27 Steps of May. Di sini dia mengaku mendapat tantangan yang sangat besar yakni berakting tanpa dialog.
Film garapan sutradara Ravi Bharwani ini mengangkat kisah trauma akibat kekerasan seksual yang dialami oleh May (Raihaanun). Cerita ini terinspirasi dari peristiwa Mei 1998, di mana May diperkosa oleh sekelompok orang tak dikenal saat dia berusia 14 tahun.
Peristiwa tersebut tak hanya berdampak pada kehidupan May tapi juga bapaknya (Lukman Sardi). May sendiri langsung menarik diri dari dunia luar dan memilih untuk tidak berbicara selama delapan tahun.
Raihaanun mengatakan jika di sini, dirinya benar-benar harus menggunakan ekspresi dan gerak tubuh secara detail untuk menyampaikan maksud dan tujuannya. "Yang paling susah akting tanpa dialog itu kita tidak punya media untuk bicara, mengeluarkan isi hati, jadi lebih ke details mimik muka, gerak tubuh yang harus saya deliver dengan baik. Kalau tidak, takutnya akan salah tangkap jadi itu hal paling sulit," ujar Raihaanun saat berbincang dalam pembukaan Plaza Indonesia Film Festival 2019 di Jakarta, Kamis (14/2).
"Dengan isunya juga sensitif banget, pemerkosaan. Saya tidak bisa observasi terlalu banyak karena isunya itu, tidak mungkin saya ngobrol sama orang yang diperkosa," lanjutnya.
Menurun Raihaanun, isu yang diangkat dalam film 27 Steps of May sangat bagus. Sebab, tema ini menyuarakan korban pemerkosaan yang selama ini masih dipandang sebelah mata.
"Mungkin lebih ke awareness bahwa korban perkosaan tidak bisa dianggap sebelah mata. Mestinya pemerintah melakukan lebih dalam lagi terhadap kasus ini. Jadi untuk menyuarakan korban kekerasan seksual, berharap pemerintah bisa lebih terbuka matanya untuk kasus seperti ini," jelas Raihaanun.