Kenapa Shell Tidak Jual Bensin Murah Sekelas Pertalite?
Uzone.id - Layaknya mobil yang masuk dalam segmen Low Multi Purpose Vehicle (LMPV) di mana begitu banyak pemainnya karena untuk pasar Indonesia memang sangat gurih.
Sebut saja Mitsubishi Xpander, Nissan Livina, Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Suzuki Ertiga dan kini ada pendatang baru yang lagi digandrungi masyarakat, yakni Hyundai Stargazer.Namun, berbeda dengan jenis bahan bakar minyak (BBM) Pertalite, meskipun pasarnya sangat besar namun pemainnya amat sangat sedikit.
Bahkan, bisa dibilang cuma Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina yang bisa menjual bensin Pertalite (RON 90) dengan harga paling murah, yakni Rp10 ribu per liter.
BACA JUGA: Shell Eco-marathon Digelar di Mandalika, Libatkan Mahasiswa 13 Negara
Bandingkan dengan SPBU Vivo yang menjual bensin jenis Revvo 89 di angka Rp10.900 per liter. Padahal, Pertalite lebih tinggi 1 oktan dibandingkan Revvo 89.
Pertalite bisa jadi paling murah berkat kebijakan pemerintah yang memberikan subsidi dengan tujuan kalangan masyarakat bawah bisa menikmati bensin jenis ini.
Adanya subsidi bagi Pertalite tentu saja akan susah bagi SPBU swasta macam Shell, Vivo dan BP untuk bisa bersaing dengan Pertamina jika menjual BBM sekelas bensin bersubsidi.
Shell sebetulnya pernah menjual bensin jenis Reguler yang memiliki RON 90 sehingga bisa dibilang apple to apple dengan Pertalite.
BACA JUGA: 14 Fitur All New Honda BR-V Ini Dijamin Manjakan Para Wanita
Namun, Shell memutuskan tidak menjual lagi bensin jenis Reguler dengan alasan tidak bermain lagi di kelas BBM yang mendapat subsidi.
"Sejauh ini belum ada (rencana menjual bensin Reguler). RON 90 kan ada elemen subsidi dan kompensasi. Dan saat ini, Shell gak bermain di BBM jenis subsidi, kita cuma non subsidi, kata Susi Hutapea, selaku Country Business Manager (CBM) Shell Bitumen di acara jumpa pers Shell Eco-marathon Indonesia 2022 di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (6/9/2022).
Susi menambahkan bahwa Shell pernah mencoba jual bensin kelas RON 90 di masa lalu, dan sejauh ini perusahaan tidak mencoba lagi untuk menjualnya.
"Itu pertimbangan komsersil bisnis sih," tandas Susi.