‘Jangan Salahkan Robot Trading, yang Jahat Developernya’
⁶Ilustrasi foto: Photo by Nick Chong / Unsplash
Uzone.id -- Sejak pandemi melanda, musibah global satu ini seharusnya tidak menjadi alasan untuk segala aksi jahat. Semua orang memang perlu sesuap nasi, namun tidak mesti sampai melakukan kriminal seperti menipu orang lain. Beginilah yang sekarang terjadi di tengah tren robot trading.Sebagai teknologi berbentuk software yang hadir untuk mempermudah pengguna, robot trading mendadak ‘tercoreng’ namanya akibat ulah oknum-oknum jahat. Mereka memakai kedok robot trading untuk menipu masyarakat yang ingin mencicipi investasi berupa trading, entah itu kripto atau forex, menggunakan robot trading.
Bagaimana tidak, robot trading mempermudah manusia karena teknologi ini dapat memperkirakan harga dan pergerakannya selama 24 jam, sehingga pengguna tak perlu memantaunya terus-menerus. Bahasa zaman sekarangnya: tinggal rebahan, siap memanen untung.
Baca juga: 7 Fakta Robot Trading, Menguntungkan Atau Bikin Rugi?
Sayangnya, hal ini dijadikan celah oleh para pengembang software di Indonesia. Mereka menciptakan robot trading bodong yang sebenarnya merugikan banyak orang.
“Perlu diingat, yang maling uang itu bukan robotnya, tapi teknologi di baliknya dan tentu saja si pengembangnya. Mereka berbekal tekanan ekonomi sejak pandemi, mencari cara bagaimana agar tetap bertahan hidup dan mendapatkan uang dengan mudah,” ungkap Staff Trader Support PT. Pelatihan Profit Internasional, Adek Isnaini Nugroho saat berbincang di Uzone Talks, Kamis (14/10).
Ia menyambung, “bisa dikulik dari kecanggihan robot trading yang mereka kembangkan itu. Apakah beneran bisa memprediksi harga atau tidak, bermain bagus atau tidak. Sangat mungkin mereka membuat robot abal-abal yang hanya mengeruk dana dan tidak menghasilkan profit apa-apa. Pokoknya tidak berguna untuk membaca pergerakan harga.”
Dengan kata lain, dari analisis Adek, para pengembang di balik robot trading palsu sengaja menciptakan robot trading bodong yang tidak canggih sebagaimana mestinya untuk menipu investor.
Berbeda dengan kinerja robot trading asli, biasanya akan selalu ada hasil pengetesan terlebih dahulu dan memiliki data historis sebelumnya mengenai jual-beli tersebut -- apakah menghasilkan profit atau anjlok merosot ke bawah saat proses pengetesan.
“Robot trading asli di Indonesia mayoritas sistem pembeliannya hanya sekali dan bisa dipakai seumur hidup. Kalau robot trading palsu sering menyediakan paket-paket harga yang tak jelas juga bedanya apa. Bedanya lagi, robot trading asli sangat mungkin menyediakan pembaruan secara gratis,” lanjut Adek.
Baca juga: 3 Perbedaan Mencolok Antara Robot Trading Asli dan Palsu
Umumnya, tim pengembang robot trading asli terbiasa mengulik lebih lanjut mengenai software tersebut dan sangat mungkin jika mereka menambahkan strategi baru yang dapat menghasilkan profit lebih bagus dari versi sebelumnya.
“Kalau update seperti ini, kami berikan secara free. Jadi robot trading asli itu tidak akan memberikan tambahan biaya, bahkan jika update tersebut secanggih apapun,” kata Adek.
Dari kacamatanya, robot trading ini akan terus berkembang, dan ia berharap para calon trader sudah semakin jeli dalam membedakan mana yang asli dan palsu agar tidak tertipu dan rugi banyak.
“Jangan sampai ketika sudah tertipu, malah trauma atau jadi tidak percaya sama sekali dengan teknologi ini. Namun, jika belum yakin untuk terjun di trading, anak-anak muda bisa memilih instrumen trading yang tidak berisiko atau risiko rendah seperti reksadana. Yang jelas, robot trading ini akan terus berkembang karena era sekarang semakin serba digital,” tutupnya.
VIDEO: Uzone Talks: Robot Trading, Cuan atau Malah Maling?