Heboh Biaya Antivirus Pemprov DKI Rp12 M, Serius Semahal itu?
(Ilustrasi/dok. ExpressVPN)
Uzone.id -- Baru-baru ini ada perdebatan di ranah politik mengenai anggaran belanja untuk kebutuhan pengelola teknologi informasi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Ada tuduhan yang mengatakan, belanja antivirus mencapai Rp12 miliar. Wow…Tuduhan itu awalnya berasal dari anggota DPRD DKI dari fraksi PSI William Aditya Sarana yang menyoroti anggaran antivirus tersebut dan menurutnya, hal itu tidak masuk akal karena kelewat boros.
Lantas, antivirus jenis apa yang mencapai angka miliaran?
Baca juga: Pemprov DKI Beli Antivirus Rp12 M?
Sebelum termakan oleh tuduhan tersebut, ada tanggapan dari Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD DKI Jakarta, Taufiqurrahman. Melalui thread di akun Twitternya, Taufiqurrahman mencoba menjawab tuduhan tersebut sekaligus memberi rincian anggaran tersebut.
Pada intinya, anggaran Rp12 miliar itu bukan hanya semata-mata membeli antivirus saja, namun juga pembelian kebutuhan teknologi lain.
“@willsarana membuat postingan medsos ttg anggaran sebesar 12,9 M pd giat Penyediaan Lisensi Perangkat Lunak n Antivirus di unit pengelola teknologi informasi Dinas Dukcapil setelah tahun sebelumnya hanya 200 juta. Benarkah? Akuratkah tuduhan tsb?” cuitnya.
2.Faktanya:
— TaufiqurrahmanDKI (@taufiqrus) October 5, 2019
Anggaran 12,9 M itu ada pada Penyediaan Lisensi Perangkat Lunak dan Antivirus di Dinas Dukcapil. Tepatnya anggaran sebesar Rp.12,917 miliar.
Ada 3 sektor dalam mata anggaran tersebut:
a. Antivirus Symantec Endpoint senilai total 384 juta
Kemudian, berdasarkan dari twitnya, berikut rincian teknologi yang termasuk ke dalam anggaran Rp12,9 miliar tersebut:
- Antivirus Symantec Endpoint: Rp384 juta
- Lisensi Microsoft Office Pro 2016: Rp3,9 juta per lisensi
- 1.000 komputer: Rp3,9 miliar
- Lisensi Oracle Database Enterprise untuk sistem Akses Langsung Pelayanan Dokumen Cepat dan Akurat: Rp797 juta per unit
- Server 9 core: Rp7,894 miliar
5.Tidak ada 12.000 komputer di pemprov yang membutuhkan antivirus dengan nilai mencapai 12 M
— TaufiqurrahmanDKI (@taufiqrus) October 5, 2019
sangat memalukan jika anggota dewan tidak bisa membaca anggaran dgn akurat dan langsung menyebarkan pernyataan publik yg salah tanpa berpikir/mencerna terlebih dahulu
“Tidak ada 12 ribu komputer di pemprov yang membutuhkan antivirus dengan nilai mencapai 12 M,” ungkap Taufiqurrahman.
Jadi pada dasarnya, tuduhan tersebut seperti salah kaprah, karena William hanya mengatakan anggaran Rp12,9 miliar untuk antivirus saja. Sementara apa yang diutarakan Taufiqurrahman adalah deretan rincian kebutuhan teknologi, antivirus hanya salah satunya.