Edith Gonzalez Meninggal, Mengenang Persaingan ESPERANZA dan ROSALINDA
Bintang telenovela asal Meksiko, Edith Gonzalez meninggal dunia pada Kamis (13/6) lalu. Ia wafat di usia 54 tahun setelah tiga tahun berjuang melawan kanker ovarium.
Aktris kelahiran Monterrey, Nuevo Leon, Mexico. Ia terjun ke industri telenovela saat masih kecil, yaitu di tahun 1970 lewat judul Cosa juzgada. Di Indonesia, telenovela Edith yang terkenal pada era 1990-an adalah Hati yang Berduri dan Esperanza yang tayang di SCTV.Hati yang Berduri (Corazón Salvaje), yang diproduksi pada 1993, mengharu biru jutaan pemirsa di seluruh dunia. Bahkan sebuah majalah pernah menyebut telenovela ini berhasil "membakar layar". Di akhir abad ke-20, sejumlah negara, antara lain Meksiko dan Venezuela, mencantumkan Hati yang Berduri dalam 10 telenovela terbaik sepanjang abad. Di telenovela ini, Edith Gonzalez memerankan karakter Monica.
Di telenovela Esperanza, peran Edith terbilang sangat rapuh dan cengeng. Tapi buat Edith, Esperanza lebih dari sekadar produksi telenovela biasa. Pasalnya telenovela ini digarap bertepatan dengan mundurnya Edith, akibat kelelahan, dari pementasan yang menonjolkan bakat menari dan menyanyinya, Aventurera. "Selama 1 tahun 7 bulan saya bertahan dalam Aventurera," sebut Edith, yang terlahir pada 10 Desember 1966 dengan berat 3,2 kilogram. Edith sendiri menutup pertunjukan pamungkasnya pada April 1999 dengan murung. Tapi syuting Esperanza membangkitkan semangatnya.
Tidak secercah pun kekhawatiran tercermin di wajahnya, kendati sadar Esperanza harus berkompetisi dengan Rosalinda, yang mengandalkan si jelita Thalia, di layar kaca. "Dia (Thalia) punya pengikut sendiri, begitu pula dengan kami. Kami, yang bekerja di Televisa, punya tujuan sama: mengangkat perusahaan ke puncak, dengan meraih rating dan publik sebanyak-banyaknya," kata Edith tak acuh dalam peluncuran Esperanza, Januari 1999.
Sehabis mengakhiri syuting Esperanza, 2 tahun Edith beristirahat. Pemilik tinggi 1,67 meter ini pun memanfaatkan jeda sepanjang itu untuk berlibur dan berbisnis. Antara lain ia berinisiatif memasarkan krim kecantikan dan membuka restoran, Asia de Cuba. Produser Carla Estrada mulanya memanggilnya untuk mewujudkan mini seri Sensualidad, tapi batal. Telenovela Cinta Sang Penari (Salome, 2001) bidikan Edith berikut. Lagi-lagi ia mendapat lawan main yang ganteng dan berkelas, Guy Ecker. Seperti apa sih rasanya berciuman dengan lelaki-lelaki ganteng itu? "Bagi saya, penting berdiskusi sebelum melontarkan ciuman, supaya mendapatkan mood yang pas dan chemistry yang diresapi publik. Sumpah, saya bahkan jatuh cinta pada pasangan-pasangan saya dalam telenovela," kata Edith Gonzelez.
(ika)