Cara Twitter Hasilkan Duit Via Super Follower Dikritik Pengguna
Ilustrasi Twitter (Foto: Unsplash)
Uzone.id - Twitter telah meluncurkan strategi mereka untuk melipatgandakan pendapatannya di tahun 2023 mendatang. Strategi ini diumumkan pada hari Kamis (25/2), termasuk rencana untuk meluncurkan beberapa fitur terbaru mereka.Fitur-fitur terbaru ini termasuk sebuah tool bernama “Super Follower” yang memungkinkan pengguna menghasilkan uang lewat tweet mereka. Ide ini dianggap tidak terlalu cocok dengan basis pengguna Twitter saat ini.
Setelah adanya kabar fitur “Super Follower” ini, ada satu fitur yang membuat para pengguna menaikkan trending RIP Twitter.
Baca juga: Apa Itu Super Follow di Twitter?
RIP Twitter ramai dibicarakan karena mereka menganggap Twitter menghadirkan fitur killer seperti “edit” dibandingkan dengan fitur meminta bayaran pengikut dari sebuah cuitan.
Beberapa pengguna mengekspresikan keinginannya seperti dalam cuitan @_eiznekcm_
“RIP Twitter. ALL WE WANTED WAS AN EDIT BUTTON”
RIP Twitter.
— m???? (@_eiznekcm_) February 25, 2021
ALL WE WANTED WAS AN EDIT BUTTON ????????????????????????????????
Dikutip dari Zdnet, Jumat (26/2), Pada saat Twitter’s Analyst Day, Eksekutif Twitter membagikan sebuah slide yang menguraikan logika dibalik adanya “Super Follower.”
“Kami memikirkan kembali insentif dan mencari solusi untuk menyediakan model insentif uang bagi para kreator dan penerbit agar didukung langsung oleh audience mereka,” ungkap Eksekutif Twitter.
Tak hanya Super Follower, Twitter juga sedang mengerjakan fitur-fitur lainnya.
Dalam pengajuannya dengan Securities and Exchange Commission, Twitter mengatakan jika ini bertujuan untuk “menggandakan kecepatan pengembangan pada akhir 2023.
Baca juga: : Microsoft Diserbu Netizen Indonesia, Sempat Tutup Kolom Komentar IG
Ini berarti juga menggandakan jumlah fitur yang dikirimkan per karyawan dapat secara langsung mendorong mDAU (penggunaan harian atau pengguna aktif yang dapat dimonetisasi) atau mendorong pendapatan.
Selain dalam segi pendapatan, Twitter juga ingin mencapai setidaknya 315 juta mDAU pada Q4 2023 mendatang, mewakili sekitar 20 persen tingkat pertumbuhan tahunan dan gabungan dari 152 juta mDAU basis yang telah dilaporkan pada Q4 tahun 2019 lalu.
Setidaknya, Twitter ingin menggandakan total pendapatan tahunan dari USD 3,4 miliar atau setara Rp. 47,6 Triliun pada tahun 2020 menjadi dua kali lipatnya yaitu USD 7,5 miliar (setara Rp. 100 triliun) atau bahkan lebih pada tahun 2023.
Twitter juga mengumumkan jika tools barunya akan gencar mempromosikan engagement yang sehat dalam situsnya.