Cara Melibas Banjir untuk Mobil Matik dan Manual
Uzone.id - Banjir melanda Jakarta lagi dan semakin parah. Banyak mobil yang terjebak, sehingga ragu mau putar balik atau lanjut melibas banjir.
Kalau memang mau nekat tetap melibas banjir, patokan sederhananya adalah melihat kedalaman genangan air dari ketinggian ban mobil.Kalau ban mobil sudah terendam sepenuhnya, ada baiknya berhenti atau putar balik dan jangan memaksakan menerobos banjir, karena air tersebut berpotensi masuk ke ruang mesin dan menyebabkan water hammer.
BACA JUGA: Komparasi Beli Mobil Listrik vs Mobil Konvensional, Siapa Paling Untung?
Lalu bagaimana kalau tingkat kedalaman dirasa masih bisa dilewati, apa yang harus di lakukan? Adakah perbedaan cara antara mobil bertransmisi matik dan manual?
Dikutip Uzone.id dari website resmi Toyota Astra Motor, ada sejumlah cara dan perhatian ketika mobil matik dan manual mau melibas banjir.
Mobil dengan transmisi manual dan matik memiliki risiko yang sama saat melewati jalan banjir. Bedanya, pedal kopling membuat mobil manual lebih mudah mempertahankan level gas untuk menjaga rpm.
Sementara perpindahan gigi transmisi matik dipengaruhi oleh putaran mesin yang membuat perpindahan gigi terjadi di putaran relatif rendah. Dan ini kurang menguntungkan saat melewati banjir.
Mengemudi mobil matik melewati banjir
Perhatikan arus air, urungkan niat menyeberang banjir bila air mengalir dari arah depan mobil karena meningkatkan risiko air masuk ke dalam ruang mesin.
Untuk mobil bertransmisi matik, pindahkan gigi ke L atau 1 sebagai gigi paling rendah tergantung pilihan di tuas transmisi.
Opsi ini cukup untuk menahan gigi transmisi tidak pindah ke posisi yang lebih tinggi dan kamu dapat memanfaatkan momentum torsi mesin untuk melewati banjir.
Injak pedal gas perlahan dan tahan di putaran 2.000 – 2.500 rpm dan biarkan mobil melaju pelan membelah banjir.
Baca juga: Daftar 17 Ruas Jalan Terendam Banjir di Jakarta
Jaga putaran mesin jangan terlalu tinggi karena akan membuat air naik di dalam ruang mesin.
Putaran mesin yang terlalu tinggi juga membuat laju mobil lebih cepat yang berisiko menimbulkan ombak tinggi.
Selain itu jika laju kendaraan terlalu cepat, ada potensi bagian depan mobil terangkat akibat daya angkat dari air atau mengambang sehingga membuatnya sulit dikendalikan.
Namun laju mobil juga jangan terlalu pelan sebab butuh tenaga besar untuk menerjang banjir.
Kecepatan mobil 10 km/jam sudah cukup untuk membelah banjir serta menjaga risiko mobil mogok.
Sepanjang mobil masih memiliki tenaga untuk bergerak maju, kamu tidak perlu menambah kecepatan mobil.
Jaga kesabaran, waspada, dan fokus sehingga mobil matik kamu dapat bergerak dengan baik.
Bagaimana dengan mobil manual?
Perlakuan pada kendaraan sama saja, hanya kamu cukup memasukkan transmisi ke gigi 1. Jalankan mobil perlahan dan jaga putaran mesin pada 2.000 – 3.000 rpm.
Jangan menaikkan posisi gigi ke 2 karena akan menghilangkan momentum mobil dan membuatnya kehilangan tenaga.
Hindari pula bermain setengah kopling karena akan membuat komponen kopling mobil rusak.
Setelah melewati banjir
Selepas banjir, jangan langsung memacu mobil. Tetap dengan putaran mesin dan kecepatan mobil yang sama dan konstan, dengarkan apakah ada sesuatu yang janggal seperti gejala selip, bau hangus, atau suara tidak wajar.
Pastikan rem mobil tidak terkendala dengan menekannya beberapa kali untuk mengeringkan rem dan mengecek performanya.
Cek panel instrumen mobil dan pastikan tidak ada indikator yang menyala tanda ada sesuatu yang tidak beres.
Perlahan naikkan posisi gigi transmisi untuk melihat apakah ada masalah seperti kecepatan mobil tidak bertambah untuk mobil matik. Atau mobil tidak dapat melaju akibat kopling selip pada mobil manual.
Periksa saluran gas buang atau knalpot dari sampah yang menempel karena berpotensi menimbulkan api saat sampah telah kering.
VIDEO Test Drive Mercy C300 AMG 2022: