Buronan Jepang, Mantan CEO Nissan Kini Berada di Lebanon
Charles Ghosn (Wikiwand.com)
Uzone.id - Carlos Ghosn (65) bikin geger dunia otomotif dunia karena mantan CEO Nissan itu dituduh melakukan penggelapan pajak oleh pengadilan Jepang.Pria yang memiliki paspor Brasil, Prancis dan Libanon ini sempat ditangkap pada November 2018 dan menunggu digelarnya sidang pada April 2020. Namun, Ghosn justru berhasil melarikan diri dari Jepang dan mencari suaka di Libanon. Ghosn bisa keluar dari penjara Jepang dengan jaminan USD 9 juta pada awal 2019.
Baca juga: Kalau Mobil Listrik Kebanjiran, Bisa Nyetrum Kah?
Namun, pengadilan Jepang memberikan syarat sangat berat atas bebasnya Ghosn, yakni menyerahkan paspor, tidak diberikan akses internet atau email dan wajib tinggal di Tokyo saja.
Carlos Ghosn pun memberikan pernyataan, "Saya belum melarikan diri dari keadilan - saya telah lolos dari ketidakadilan dan penganiayaan politik. Saya sekarang akhirnya bisa berkomunikasi dengan bebas dengan media, dan berharap bisa memulainya minggu depan."
Sekedar informasi, Carlos Ghosn didakwa atas empat tuduhan oleh pengadilan Jepang. Dia dituduh menggunakan kas perusahaan untuk kepentingan pribadi, termasuk tuduhan telah berlaku curang terhadap laporan pendapatannya dari 2010 hingga 2018 dan korupsi keuangan Nissan. Tuduhan itu dibantah Ghosn, namun dia menghadapi tuntutan hukuman hingga 15 tahun penjara.
Rupanya, Ghosn dan putranya mendirikan dana investasi Silicon Valley dengan dana jutaan dollar yang dia terima dari mitra Nissan yang berbasis di Oman.
Baca juga: Bakal Tutup di Indonesia, Datsun Malah Kenalkan SUV Baru
Tuduhan pidana terhadap Ghosn yakni mencuri uang dari perusahaan otomotif untuk membayar distributor yang berbasis di Oman sebanyak USD 10 juta, setengahnya masuk ke rekening pribadi setelah memindahkan dana lewat perusahaan yang berbasis di Lebanon.
Ada banyak laporan selama berbulan-bulan kalau Ghosn tidak akan bisa mendapatkan pengadilan yang adil di Jepang karena ia menjadi 'sandera politik industri'.
Sumber di Lebanon mengatakan bahwa Ghosn telah mendarat di Beirut lewat Turki dengan jet pribadi. Ghosn punya paspor Libanon dan dia mendapat dukungan publik yang baik di negara tersebut.
Selain itu, Lebanon tidak punya perjanjian ekstradisi dengan Jepang. Oleh karena itu, memulangkan paksa Ghosn ke Jepang tampaknya sangat tidak mungkin.
Di balik itu, Ghosn adalah orang dibalik bersatunya Nissan dan Renault. Dia pun menuding tuduhan pengadilan Jepang untuk menyingkirkannya dari Nissan.
VIDEO Tes Suspensi Xpander Cross di Jalan Tol Layang Japek II