Bertahan, Sakit. Pergi, Enggan. Ini yang Kamu Rasakan Ketika Terjebak Cinta Segitiga
Cinta memang banyak bentuknya, tapi tak semua bisa bersatu. Penggalan lirik dari Tulus ini cukup mewakili hati ketika kamu terjebak dalam cinta segitiga. Pernah mengalaminya? Anggaplah kisahmu seperti Gita, Nadine, dan Rizki dalam Cinta dan Rahasia yang ditayangkan di salah satu televisi swasta. Dan kamu adalah Gita. Orang yang terlibat dalam cinta segitiga itu biasanya gini.
“Eh, kamu kenal sama si Y nggak sih? Duh itu cewek impian banget deh. Bantuin deketin yuk.”
Ada gempa kecil di hatimu. Apalah yang bisa kamu lakukan selain tersenyum dan mengiyakan permintaannya? Namanya juga cinta. Kadang buta, kadang bego. Kalau kamu menganut prinsip, ‘aku bahagia melihat dia bahagia, meski bersanding dengan orang lain’, bersiaplah sakit hati selamanya dalam cinta segitiga ini.
Setelah tahu dia mencintai orang lain, pasti ada denial. Kamu akan menenangkan diri sendiri dengan menganggap bahwa perasaan ini nggak benar dan hanya bersifat sementara. Namanya juga teman, pasti sayang dong. Tapi hati kecilmu mengatakan hal sebaliknya. Kamu men-cin-ta-i-nya.
Ada keinginan untuk segera mengungkapkannya sebelum dia bertambah mencintai orang lain, tetapi di sisi lain kamu takut pertemanan yang selama ini terjalin akan rusak. Serba salah. Membantunya mendapatkan cintanya sama saja bunuh diri. Menjauh darinya kamu tidak sanggup.
Yang terjadi selanjutnya, kamu tetap membantu dia mendekati sosok yang dicintainya dan kalian jadi berteman akrab, bertiga. Semakin hari semakin sakit karena kamu melihat dia dan cewek yang disukainya semakin akrab sehingga kamu merasa tertinggal dan dicuekin. Kalau marah, nggak lucu dong. Kan kamu ‘cuma’ teman. Masak cemburu?
Lama kelamaan kamu merasa bahwa kamu adalah satu-satunya orang yang berjuang untuk cinta ini. Anggapanmu itu tidak sepenuhnya benar, karena kamu belum mengungkapkan isi hatimu yang sesungguhnya. Kamu belum berjuang tapi sudah lelah.
Pilihanmu sekarang ada dua: ungkapkan perasaanmu atau tinggalkan dia dan lupakan pertemanan kalian. Beri dia kesempatan untuk merasa kehilanganmu. Kita nggak tahu, lho, jangan-jangan selama ini dia merasakan hal yang sama ke kamu tapi nggak berani juga untuk mengungkapkannya? Kalau memang kalian sudah sama-sama dewasa, kejujuran itu nggak akan menyakiti salah satu pihak kok. Daripada kamu terus yang sakit, mending lepasin aja.