Belanja Iklan TV Nyaris Rp 5 Triliun Selama Asian Games 2018
Sedangkan, pengiklan terbesar di SCM didominasi oleh Bukalapak.com dengan total belanja iklan sebesar Rp77,11 miliar.
Data Adstensity ini menghitung iklan-iklan televisi di dalam jeda iklan (commercial break) saja dan tidak menghitung apabila ada iklan televisi yang dibuat dalam bentuk atau bagian dari sebuah program acara khusus.
"Apabila dilihat besarnya pendapatan iklan TV dari periode sebelum pelaksanaan Asian Games 2018 (1-17 Agustus 2018) dan saat Asian Games 2018 disiarkan (18 Agustus – 2 September 2018), diperoleh informasi bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan commmercial break di dua stasiun TV milik SCM," ungkap CEO Sigi Kaca Pariwara A Sapto Anggoro dalam keterangan, kemarin.
Saat Asian Games 2018 pendapatan commercial break SCM menurun sebesar 9,83% dibandingkan periode 1-17 Agustus 2018, yaitu dari Rp 1,43 triliun menjadi Rp1,29 triliun pada periode Asian Games 2018 berlangsung.
Tidak hanya menurun pendapatan iklannya saja, SCM juga mengalami penurunan jumlah titik iklan pada dua periode itu, yaitu dari 34.095 titik iklan menjadi 26.227 titik iklan atau turun 23,08%.
Penurunan ini ditengarai karena industri (pemasang iklan) cenderung sudah mengeluarkan belanja iklan lebih besar sebelum dan saat momen Kemerdekaan RI 2018 yang berlangsung lebih awal (17 Agustus 2018) dibandingkan saat Asian Games 2018.
Selanjutnya, pemasang iklan juga melakukan strategi promosi iklan lewat billboard, banner, pamflet di jalan, lokasi pertandingan, dan pusat perbelanjaan, serta pada acara-acara off air bersinergi dengan SCM dan INASGOC (Panitia Pelaksana Asian Games 2018).
Dominasi Bukalapak
Sepanjang periode Asian Games 2018 disiarkan, iklan di stasiun TV milik SCM (SCTV dan Indosiar) didominasi oleh Bukalapak.com dari industri retail online dengan total belanja iklan sebesar Rp77,11 miliar.
Pada posisi ke-2 yaitu Grab dari industri transportasi yang mengeluarkan dana belanja iklan sebesar Rp29,10 miliar.
Selanjutnya posisi ke-3 yaitu Samsung dari industri gawai dan komputer dengan belanja iklan sebesar Rp24,53 miliar.
Posisi ke-4 dan ke-5 diraih oleh Telkomsel dari industri telekomunikasi dengan belanja iklan Rp21,72 miliar dan BRI dari industri layanan keuangan dengan belanja iklan sebesar Rp21,48 miliar.
Slai Olai dari industri makanan olahan (refined food) menempati posisi ke-6 dengan belanja iklan mencapai Rp18,95 miliar. Selanjutnya di posisi ke-7 dan ke-8 ditempati oleh Extra Joss dan Aqua dari industri minuman dengan total belanja masing-masing Rp18,53 miliar dan Rp16,49 miliar.
Posisi ke-9 ditempati oleh Wardah dari industri kosmetik & personal care yang mengeluarkan dana beriklan sebesar Rp15,07 milliar, lalu Frostbite Pari Pari Vanilla dari industri minuman yang mengeluarkan dana belanja iklan sebesar Rp14,43 milliar.
Dari sisi sektor industri, brand yang masuk Top 10 Belanja Iklan di stasiun TV milik SCM saat Asian Games 2018 terdiri dari produk-produk yang berasal dari 8 industri. Semua brand yang masuk Top 10 Belanja Iklan berasal dari industri yang berbeda, kecuali untuk industri minuman yang terdapat 3 brand.
Meski SCTV-Indosiar menjadi pemegang hak siar Asian Games 2018, namun RCTI masih tetap menguasai pendapatan commercial break periode itu dengan pendapatan mencapai Rp818,97 miliar atau mencakup 16,44% dari keseluruhan pendapatan iklan di 13 TV nasional selama berlangsungnya Asian Games 2018.
Stasiun televisi ke-2 yang mendapat pemasukan terbesar adalah SCTV dengan Rp709,27 miliar. Posisi ke-3 dan ke-4 yaitu MNC TV dan Indosiar dengan pendapatan masing-masing sebesar Rp682,36 miliar dan Rp582,06 miliar.
Selanjutnya, ANTV pada posisi ke-5 yang pendapatan sebesar Rp477,42 miliar. Posisi ke-6, yaitu Global TV dengan pendapatan Rp430,51 miliar. Disusul oleh Trans TV, TV One dan Trans 7 pada posisi ke-7 hingga ke-9 dengan pendapatan berturut-turut sebesar Rp317,59 miliar, Rp301,64 miliar dan Rp286,40 miliar.
Posisi ke-10 hingga ke-13 berturut-turut ditempati oleh Metro TV dengan pendapatan Rp164,76 miliar, Net TV Rp104,32 miliar, Kompas TV Rp96,04 miliar dan TVRI Rp10,97 miliar.
Adstensity mencatat volume iklan dan harga iklan sesuai dengan data yang dipublikasikan (publish rate), sehingga nilai yang tercatat adalah nilai bruto. Data ini tidak memberikan informasi apabila ada diskon atau potongan harga atau deal-deal lain dalam praktik bisnis antara pemasang iklan dan stasiun TV yang bersangkutan di luar dari Rate Iklan yang telah ditetapkan.(ak)