Bantah Hancurkan Ka'bah, Tim Fornite Sebut Pemain Membuatnya di Mode Kreatif
Ilustrasi (Foto: Eric Mclean / Unsplash)
Uzone.id - Tim Fortnite mengatakan bahwa pihaknya punya rasa hormat kepada semua agama.Itu dikatakan Tim Fortnite saat menanggapi gambar Ka'bah yang beredar dalam permainan mereka, yang diklaim beberapa orang di media sosial sebagai "perwujudan penghancuran Ka'bah."
Dilansir Uzone.id dari CNN Arabic, Tim Fortnite menjelaskan lewat akun Facebook-nya bahwa "konten yang dimaksud adalah pulau yang dibuat oleh pemain dalam mode Kreatif, di mana pulau tersebut kamu tidak bisa menghancurkan Ka'bah."
Tim menambahkan,"Kami ingin menekankan bahwa tim kami menghormati semua agama dan kami bekerja sama dengan pembuat game dari para pemain kami untuk memberikan pengalaman bermain yang aman bagi semua pemain kami", yang dilampirkan pada link "Aturan Kreator dan Pedoman."
Gambar yang beredar di game menunjukkan model yang mirip dengan Ka'bah, dan didekatnya ada karakter dari game yang membawa kapak, namun tanpa merusak modelnya.
BACA JUGA: Ajak Gamers Hancurkan Ka"bah, Pengembang Fortnite Dikecam
Universitas Al Azhar Kecam Fortnite
Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir, sempat mengeluarkan peringatan kepada game bergenre battle royale, Fortnite, pada Selasa (29/7/2021).
Teguran tersebut dikeluarkan karena Fornite dituding mendorong pemain untuk menghancurkan Ka'bah untuk bisa naik ke level berikutnya.
Dikutip dari Middle East Monitor, peringatan ini dikeluarkan melalui International Centre for Electronic Fatwas di Universitas Al Azhar.
"Fatwa dari pusat tersebut (International Centre for Electronic Fatwas) sebelumnya telah memperingatkan beberapa permainan elektronik yang menyita pikiran anak muda, mengalihkan mereka dari tugas dasar mereka untuk memperoleh pengetahuan atau pekerjaan yang berguna, dan mengunci mereka di dunia maya jauh dari kenyataan, sambil menghasut mereka untuk kebencian dan menyakiti diri sendiri. atau merugikan orang lain," tulis Al Azhar di Facebook.
Lebih lanjut, dituliskan bahwa Fortnite mendorong pemain untuk menghancurkan Ka'bah untuk memenangkan senjata dan maju ke level berikutnya.
"Ini mempengaruhi kepercayaan dan harga diri orang muda dan meremehkan pentingnya kesucian mereka. Oleh karena itu, pusat tersebut (International Centre for Electronic Fatwas) mengulangi larangan terhadap semua permainan elektronik yang mendorong kekerasan atau berisi ide-ide palsu yang mendistorsi iman atau menunjukkan penghinaan terhadap keyakinan agama."