Akuisisi TikTok Gagal, CEO Microsoft: Hal Paling Aneh yang Pernah Saya Kerjakan
Uzone.id - Saat masa kepresidenan Donald Trump, TikTok hampir saja menjadi bagian dari Microsoft. Namun proses akuisisi itu gagal dan TikTok masih berdiri sendiri sampai sekarang. CEO Microsoft Satya Nadella kembali mengenang hal itu dan menyebutnya sebagai pekerjaan yang aneh.
Dalam sebuah wawancara, seperti dikutip dari Reuters, Selasa, 28 September 2021, Nadella mengatakan jika proses lobi Microsoft terhadap TikTok memang sangat ketat. Tidak heran jika dia menyebutnya sebagai proyek paling aneh yang pernah ia kerjakan."Sangat tidak bisa dipercaya. Saya belajar banyak hal dari banyak orang. Pertama, TikTok mendatangi kami. Kemudian mereka menghilang," ujar Nadella saat berbicara di perhelatan Code Conference di Beverly Hills, California.
Baca juga: 9 Fakta Khaby Lame, Artis TikTok Bekas Buruh Pabrik
Dikatakan Nadella, kala itu dia memiliki misi untuk bisa membawa TikTok ke dalam bendera-nya. Pasalnya, Microsoft ingin membawa keamanan canggih yang mereka miliki untuk diimplementasi ke TikTok, termasuk fitur keamanan anak dan Cloud.
"TikTok terjebak di antara banyak hal yang terjadi di dua wilayah. Presiden Trump memiliki sudut pandang tertentu tentang apa yang dia coba lakukan di sana, namun semua menguap begitu saja. Pemerintah memiliki seperangkat persyaratan tertentu dan kemudian menghilang begitu saja," ujar Nadella.
Nadella juga mengatakan jika kala itu, CEO ByteDance Zhang Yiming tertarik untuk bisa bersatu dengan Microsoft karena memang perusahaan Bill Gates itu memiliki apa yang dicari oleh TikTok. Yiming menyebut Microsoft memiliki layanan yang terkait dengan moderasi konten dan perlindungan keamanan anak, yang sudah diadaptasi di perangkat game Xbox dan media sosial profesional LinkedIn. Keduanya merupakan produk Microsoft.
Baca juga: Di China, Anak-anak Cuma Bisa Main TikTok 40 Menit Sehari
Sekadar diketahui, pemerintahan Trump percaya kalau perusahaan manapun yang berasal dari China dapat menjadi ancaman bagi keamanan nasional negaranya karena pemerintah China diklaim memiliki akses ke tiap sistem perusahaannya itu di bawah hukum lokal setempat. Oleh karena itu, TikTok diminta mencari partner agar menjadi aplikasi yang berbasis di Amerika dan bisa dipercaya oleh pemerintah, termasuk memisahkan server China dengan Amerika.
Mengutip New York Times, pemerintah pusat Washington saat ini menjadi semakin khawatir dengan pemerintah China yang mereka yakini dapat mencuri informasi dan data masyarakat AS karena menggunakan TikTok.
Tak cuma TikTok, pemerintahan Trump pun turut mencurigai Huawei dan ZTE yang sama-sama berasal dari Negeri Tirai Bambu, bahwa keduanya dapat menjadi alat mata-mata pemerintah China melalui jaringan ponsel.