Ada Orang yang Sama Sekali Tidak Pernah Merasa Bahagia, Sedih, dan Marah. Kenapa, Ya?
Ada segelintir orang yang tidak punya emosi dan tidak bisa merasakannya, dalam dunia psikologis, gangguan emosi ini disebut dengan gangguan depersonalisasi-derealisasi (DD).
Sebetulnya setiap orang mungkin saja kadang merasa tidak bisa merasakan emosi alias “mati rasa” sesekali dalam hidupnya.Misalnya saat Anda merasa amat sangat kewalahan dilanda stres di kantor. Pikiran Anda otomatis sudah dipenuhi oleh segala tetek bengek yang berkaitan dengan pekerjaan, sehingga secara emosional Anda justru jadi cenderung kurang responsif ketika mendapat berita baik.
Meski tidak punya emosi, seseorang yang mengalami DD akan menunjukkan tanda dan gejala umum seperti dilansir dari Hello Sehat:
-Merasa jiwa, pikiran dan raganya tidak saling terhubung; seperti roh Anda lepas dari dalam tubuh (disosiasi). Ini adalah tahap depersonalisasi.
-Merasa jauh/berjarak dengan lingkungan sekitar; tidak terkoneksi dengan lingkungan sekitar. Ini adalah tahap derealisasi
-Merasa asing dengan kehidupan sendiri (depersonalisasi).
-Merasa tertekan tanpa sebab yang jelas.
-Sering lupa waktu, hari, tanggal, dan tempat.
-Berpikiran bahwa diri mereka tidak berarti dan tidak layak.
-Merasa hidup segan, mati tak mau, merasa hati dan pikiran kosong melompong, merasa hanya berjalan sambil tidur ketika beraktivitas, tidak lagi merasa senang ketika melakukan hobi.
-Berpikiran atau merasa kondisi mentalnya tidak stabil.
-Merasa lambat dalam menerima dan memproses sinyal yang diterima tubuh seperti pengelihatan, pendengaran, pengecap dan sensasi sentuhan.
-Kesalahan persepsi visual, seperti melihat benda lebih besar atau lebih kecil yang sebenarnya.
-Kesalahan persepsi suara. Suara menjadi lebih pelan atau lebih kencang dari yang sebenarnya.
-Tidak pernah merasa bugar meski tetap rajin olahraga atau selalu tidur cukup.
-Mengalami perubahan persepsi tentang citra tubuh (body image) sendiri.
-Tampak kurang empati, tidak bisa/sulit memahami keadaan sosial.
Gangguan DD terjadi ketika fungsi bagian otak yang memproses emosi, empati, dan interosepsi (fungsi yang berperan dan merasakan hal yang terjadi dalam tubuh) mengalami penurunan aktivitas.
Depersonalisasi-derealisasi juga dapat terjadi karena efek samping dari paparan kimia obat yang menekan kerja otak. Obat-obatan yang umumnya memunculkan efek mati rasa emosional adalah narkotika jenis ketamine, LSD, dan ganja. Penggunaan obat-obatan medis secara legal (diawasi dokter) seperti obat antidepresan dan anticemas golongan SSRI juga bisa menyebabkan efek samping serupa.
Biasanya gejala DD membaik dengan sendirinya dengan perubahan pola gaya hidup, dukungan sosial dan seiring berjalannya waktu. Berbagai cara yang bisa dilakukan adalah:
-Mengurangi stress.
-Mengatur pola makan dan pola aktivitas.
-Mencukupkan waktu tidur.
-Memahami penyebab, pemicu dan sumber stress dan hindari hal tersebut dalam beberapa waktu.
-Berbagi pada orang lain tentang hal-hal yang sedang Anda rasakan, alias jangan memendam emosi.
-Menyibukkan diri dengan hal yang positif untuk mengalihkan pikiran dari stres.
-Pahami bahwa hal buruk yang sedang dialami hanya berlangsung sementara.
Apakah Anda merasakan tanda dan gejala umum depersonalisasi-derealisasi alias merasa tidak punya emosi? Konsultasikan dengan dokter atau dengan psikolog untuk mencari strategi coping stres yang lebih efektif dan aman karena mungkin ada solusi dari ilmu psikologis.
Berita ini sudah tayang di Hello Sehat dengan judul Ada Orang yang Sama Sekali Tidak Pernah Merasa Bahagia, Sedih, dan Marah. Kenapa, Ya?