5 Fakta Kebiasaan Netizen +62 Belanja Online, Masih Jaman Bayar COD?
(Ilustrasi foto: Unsplash)
Uzone.id -- Dari sekian banyak rincian hasil riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) periode 2019 sampai kuartal II 2020, tentu selalu menarik menyoroti kebiasaan masyarakat dalam tren belanja online.Dari penuturan Sekretaris Jenderal (Sekjen) APJII Henri Kasyfi Soemartono, tim risetnya menghimpun persentase e-commerce atau tempat belanja online dari masyarakat di seluruh daerah Indonesia yang terdiri dari 7.000 sampel.
Lantas seperti apa saja fakta menarik yang disajikan dari riset APJII?
1. E-commerce favorit
Terungkap sekitar 27,4 persen responden mengaku sering belanja di Shopee. Sementara 14,2 persennya di Lazada, disusul Tokopedia dengan angka 5,2 persen.
Peringkat keempat dan kelima ditempati oleh Bukalapak dan Facebook dengan masing-masing perolehan 3,8 persen dan 2,4 persen,
Khusus bagian ini, APJII mengaku hasilnya merupakan hasil interpretasi dari frekuensi “sering” responden sekitar tiga kali dalam seminggu atau sebulan. Yup, ternyata belanja melalui Facebook masuk 5 besar.
Baca juga: Segini Jumlah Pengguna Internet di Indonesia dari 2019 Sampai Q2 2020
2. Bayar COD masih jadi primadona
Hal ini cukup unik, sebab mayoritas responden sebanyak 27,5 persen persen mengaku masih lebih suka melakukan transaksi secara COD alias cash on delivery atau bayar di tempat.
“Masih tingginya COD ini unik ya, bisa menjadi catatan bagi kita semua sebagai penyedia layanan digital untuk terus mengedukasi dan mensosialisasikan ke masyarakat agar semakin melek dengan pembayaran digital, supaya penetrasi digitalisasi di aktivitas transaksi semakin tinggi,” tutur Henri.
Sementara untuk perolehan lainnya, sekitar 13,4 persen mengaku lebih sering membayar via transfer ATM, 5,7 persen melalui mobile banking, 3,0 persen pakai internet banking, lalu 2,4 persen melalui ritel Indomaret.
3. Produk yang sering dibeli
Dari hasil riset APJII, mayoritas sebanyak 25 persen mengaku sering membeli produk fesyen dan kecantikan, kemudian 6,5 persen produk rumah tangga, 6,4 persennya produk elektronik, dan 4,4 persen membeli tiket.
“Ada temuan yang juga menarik, sebab sekitar 2,7 persen itu membeli pangan dan produk pangan dan selisihnya beda tipis dengan kebutuhan pendidikan di angka 2,6 persen. Mengingat dari kuartal I dan kuartal II aktivitas sekolah online masih dijalankan, serta orang-orang menjalankan swakarantina, jadi tidak heran jika pangan dan kebutuhan edukasi banyak dicari,” jelas Henri.
Baca juga: 5 Tren Belanja Online Saat Pandemi
4. Biaya yang dikeluarkan untuk online shopping
Ternyata netizen Indonesia cukup perhitungan dan tidak selalu boros ketika berbelanja online. Mayoritas sebanyak 41,4 persen mengaku terbiasa mengeluarkan kurang dari Rp500 ribu per bulan untuk belanja online.
Sedangkan posisi kedua sekitar 6,7 persen mengaku mengeluarkan dana sekitar Rp500 ribu sampai Rp1 juta per bulan untuk belanja online.
“Ke depannya kami akan lebih merinci soal kisaran harga di bawah Rp500 ribu agar semakin jelas berapa rentang biaya yang biasa dikeluarkan masyarakat Indonesia untuk belanja daring,” kata Henri.
5. Masih ada yang gak doyan belanja online?
Dari riset APJII, turut terungkap kebiasaan masyarakat yang mengaku hampir tidak pernah belanja online lengkap dengan alasannya.
Sebanyak 12,9 persen mengatakan mereka lebih suka beli barang secara langsung karena produk yang dibeli bisa langsung didapat tanpa menunggu. Kemudian 7,5 persennya mengaku belum mengerti cara pakai aplikasi di ponsel, dan 6,7 persen mengaku khawatir barang tidak sesuai dengan harapan.
Kalian tipe netizen yang mana, nih?
VIDEO: Review Galaxy M51, Plus Minus Seminggu Dipakai