Red-Eye Flight, Penerbangan yang Bikin Mata Penumpang Merah, Kok Bisa?
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)
Uzone.id - Kamu pernah mendengar soal red-eye flight? Ya, ini merupakan penerbangan yang berangkat malam hari dan mendarat pagi hari.Dinamakan red-eye flight, karena semua penumpang yang turun dari pesawat matanya merah dan lelah.
Itu lantaran penumpang hanya tidur dalam waktu singkat. Demikian menurut akun Instagram resmi PT Angkasa Pura I (Persero) (@ap_airports).
Baca juga: 5 Fakta Wisata Halal Indonesia: Cewek dan Cowok Dipisah Kayak di Masjid?
Mengutip Skyscanner, pada dasarnya, penerbangan ini berlangsung di waktu kamu biasa tidur malam. Red-eye flight adalah hal yang umum, tetapi tidak selalu terjadi di tiap rute.
Red-eye flight ini paling umum terjadi pada penerbangan panjang, dari Los Angeles ke New York atau New York ke Eropa. Red-eye flight biasanya terjadi pada penerbangan dengan waktu tempuh minimal empat jam, tetapi lebih sering terjadi pada penerbangan sekitar enam jam atau lebih.
Baca juga: Kocak, Kera di Bali Ini Ngajak Selfie Turis
Terkadang kamu bisa memilih red-eye flight. Namun kebanyakan, penerbangan ini satu-satunya opsi yang tersedia, khususnya yang melintasi benua Eropa.
Sama seperti first flight, red-eye flight juga sering dihindari. Mengutip akun Instagram resmi PT Angkasa Pura I (Persero), padahal banyak sekali keuntungan yang didapat dari terbang saat malam hari.
Baca juga: Kontroversi, Tenda Cowok-Cewek di Rinjani Batal Dipisah
Beberapa di antaranya, yaitu lalu lintas menuju bandara tidak macet, antrean tidak panjang, dan suasana selama penerbangan lebih tenang.
Istilah 'mata merah' muncul karena penumpang yang mengantuk yang akan turun dari pesawat di lokasi akhir. Tidak semua orang bisa tidur di pesawat, dan mereka yang cenderung tidak menonjol dengan mata mereka yang lelah, kering, dan merah.